Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dua Tahun Bersama Puisi

1 Oktober 2020   07:07 Diperbarui: 1 Oktober 2020   07:11 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini adalah hari yang bermakna bagi hatiku. Tepat hari ini, tanggal 01 Oktober 2018 dua tahun yang lalu, aku kembali menikmati aksara puisi. Aku memutuskan memulai kisahku dengan bercengkerama bersama indahnya bait-bait puisi.

01 Oktober 2018 adalah kisah baru dalam hidupku, aku berhasil bangkit dari keterpurukan yang membelenggu hatiku karena membenci puisi selama tujuh tahun. Jika ada yang ingin mengetahui kisahnya, silahkan cari artikel yang berjudul "Kembal Menulis Setelah 7 Tahun" karena artikel fiksi (cerpen) ini kutuliskan berdasarkan kisah nyata yang sudah kutayangkan di K pada tanggal 28 Januari 2019.

Dua tahun bersama puisi adalah kenangan indah bagiku, aku pun teringat kisah awal berpuisi. Haahha, lucu kurasa. Aku kembali berpuisi karena seseorang yang kini telah menjadi sangat asing denganku. Tapi perjumpaanku dengannya,  adalah hal yang kusyukuri. Karena jika aku tidak bertemu dengannya, mungkin dua tahun ini aku masih membenci puisi.

Puisi pertama yang kutulis dan kembalinya aku berpuisi adalah kisah romantisku dengannya, puisi itu tadinya hanya untuk diriku sendiri. Tapi tidak lagi setelah kisahku ddengannya selesai. Puisi yang pertama kutulis pada tanggal 01 Oktober 2018 itu berjudul "Siulan dan Pertemuan" dan puisi ini sudah kutayangkan di platform blog K pada tanggal 08 Maret 2019.

Kini aku sudah beriringgan dalam irama dari ragam diksi. Dan aku tak ingin lagi terkurung dalam kebodohan, mempersalahkan puisi kala puisi yang kutulis itu tidak sesuai dengan realita hidup. Karena puisi merupakan karya dan aku sendiri yang menulisnya.

Dua tahun bersama puisi, aku menyakini bahwa diriku sudah mengalami kebahagiaan. Saat aku tak mampu bersuara, aku bisa melepaskan kesesakan jiwaku melalui puisi. Terlebih saat aku bahagia, aku bisa meninggalkan jejak bahagia di dalam puisiku.

Dua tahun bersama puisi, aku pun sudah memiliki dua buku puisi yang diterbitkan. Kisah indah ini pun sudah pernah kutulis dalam artikel hobiku yang berjudul "Menerbitkan Buku Puisi, Salah Satu Cara Saya Menghargai Karya" dan sudah ditayangkan di platform blog K pada tanggal 08 Agustus 2020 kemarin.

Buku puisiku yang diterbitkan melalui penerbit indie pun sudah ada di PERPUSNAS, karena buku puisiku memiliki ISBN. Bukankah puisi itu adalah kekayaan hati. Melalui puisi pun aku bisa menebar kebaikan, ya aku bisa berbagi dengan orang lain. Aku beberapa kali sudah berhasil menuliskan puisi atas permintaan seseorang dan seseorang itu menyukai puisi yang kutulis. Berbagi puisi adalah kebaikan bukan.

Dua tahun berpuisi adalah kebebasan berekspresi bagiku. Dalam rentang dua tahunku berpuisi, akun pun berkali-kali mengalami kejenuhan. Tapi aku tak membiarkan diriku kalah hingga berhenti berpuisi. Aku ambil jeda yang diperlukan hingga aku kembali merasakan ide berpuisi.

Harapanku ke depan, aku ingin terus menulis puisi hingga waktu dan energiku tak memungkinkan itu lagi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun