Mohon tunggu...
mariana lusia resubun
mariana lusia resubun Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mangga Apel "Si Cantik yang Kecut"

15 Januari 2017   16:03 Diperbarui: 15 Januari 2017   18:10 2152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aneka buah-buahan segar di piring saya yang putih, seperti halnya saya dan kamu. Piring yang putih ibarat negara ini yang menyatukan kita sebagai warga negara Indonesia. Kita tidak pernah memilih untuk terlahir sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari beragam suku, bangsa, agama dan bahasa namun menjadi satu atas nama Pancasila dan semangat Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu).  Namun Tuhan berkendak untuk itu, aku dan kamu diciptakan di tengah keragaman untuk saling melengkapi, saling memberi warna dan rasa, bukan untuk saling mendominasi bahkan saling mengintimidasi. Kita diciptakan untuk saling berbagi, memberikan warna-warni yang harmonis dan rasa yang lezat karena perpaduan rasa yang ditimbulkan dari perbedaan yang ada.

 Septinus George Saa adalah putra asli Papua dengan kulit hitam dan rambut keritingnya. Dia adalah salah seorang putra terbaik Papua yang membawa harum nama Indonesia di tingkat internasional. Dia berhasil memenangkan First Step to Nobel Prize in Physic, dengan meyisihkan saingan dari berbagai penjuru dunia. Septinus George Saa adalah seorang jenius fisika dari tanah Papua.

Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti, keduanya adalah peraih medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Sepasang suami istri ini, mengharumkan nama Indonesia dari cabang olah raga bulu tangkis. Apabila dilihat dari fisik, keduanya memiliki fisik berkulit putih, berambut lurus dan bermata sipit, mewakili karakteristik orang Indonesia keturunan China (Tionghoa). Apakah mereka membela China di olimpiade tersebut? Tidak mereka membawa nama Indonesia. Tangis haru dan sukacita mereka keluar, ketika Sang Saka Merah Putih dikibarkan di tengah podium dan lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Mereka membawa harum nama Indonesia.

 Apakah orang Indonesia asli hanya mereka yang berasal dari ras Melayu? Lalu kami yang berasal dari ras Melanesia (kulit hitam dan rambut keriting) dan keturunan Tionghoa (kulit putih dan bermata sipit) bukan Indonesia? Tolong jangan ada perbedaan dan jurang pemisah yang mengkotak-kotakkan sesama anak bangsa, hanya karena warna kulit, bentuk rambut dan agama. Tolong jaga persatuan dan kesatuan kalau ingin Indonesia maju dan sejahtera.

 Bukankah lebih indah apabila hidup berwarna-warni daripada sekedar hitam dan putih?

 <> Kamu tidak bisa memilih ketika terlahir berkulit putih dan berambut lurus. Kamu juga tidak bisa memilih ketika terlahir berkulit hitam dan berambut keriting.

 <> Kamu tidak bisa memilih mengapa kamu terlahir sebagai keturunan Kei-Maluku Tenggara yang menjadi Kelapa (Kei lahir Papua).

 <> Kamu tidak bisa memilih ketika kamu terlahir sebagai Pujakesuma (Putra Jawa kelahiran Sumatera).

 <> Kamu tidak bisa memilih ketika terlahir sebagai anak perkawinan campur, bapakmu pria bule berkulit putih dan ibumu wanita Indonesia.

 <> Kamu tidak bisa memilih ketika kamu dilahirkan dari perkawinan campur, bapakmu lelaki Papua berkulit hitam dan berambut keriting dan ibumu wanita Jawa berambut lurus serta berkulit putih.

 <> Kamu hanya bisa memilih berbuat baik atau berbuat jahat kepada sesamamu manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun