Mohon tunggu...
Lusi Intani
Lusi Intani Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Seorang Guru yang masih belajar dan terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mereka Istimewa: Didiklah dengan Humanis

9 November 2022   05:45 Diperbarui: 9 November 2022   07:43 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi Penulis

Setiap Peserta Didik Istimewa

Mari kita menyebut setiap peserta didik kita  istimewa. Walau ada yang istimewa saja, sangat istimewa, dan cerdas istimewa. Tentu saja, setiap anak itu memang spesial dan istimewa dengan segala keunikan yang mereka miliki. 

Peserta didik adalah pribadi yang spesial dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka adalah manusia yang diciptakan Tuhan dengan istimewa. Peserta didik merupakan pribadi yang unik, dimana peserta didik itu merupakan individu manusia yang memiliki karakteristik yang sangat kompleks. 

Setiap individu pastinya memiliki potensi, intelegensi yang berbeda dengan yang lainnya. Itulah yang menjadikan keunikan dan kekhasan mereka. Peserta didik yang satu akan berbeda dengan peserta didik yang lain. 

Seorang guru akan dihadapkan dalam situasi keragaman karakteristik peserta didik. Sambutlah segala keberagaman itu dengan suka cita, keberagaman karakter mereka yang kita temui akan memperkaya cakrawala pengalaman dan seorang guru seperti berhadapan dengan miniatur dunia.

Konsep Mendidik Humanis

Perlakukanlah peserta didik dengan humanis. Interaksi humanistik yang merupakan konsep pola hubungan guru murid dalam proses pembelajaran yang mengedepankan sikap demokratis dan transparansi guru; keaktifan, kemandirian dan keinovatifan murid; keramahan guru dan kesantunan murid; dan saling menghargai, menghormati berusaha menghilangkan kecenderungan otoritas guru, sikap ketertutupan dan keangkuhan seorang guru, serta kepasifan peserta didik.

Cara menghadapi peserta didik yang dianggap selalu berulah dan berperilaku yang tidak sesuai aturan sekolah sebagai berikut:

  1. Berkomitmen untuk tidak memberikan sebutan negatif pada peserta didik yang berperilaku negatif.
  2. Kita sebagai guru berupaya mempercayainya. Misalnya dengan mengatakan "Bapak dan Ibu guru yakin kamu anak baik. Sepertinya apa yang orang lain katakan tentangmu itu salah, menurut Bapak atau Ibu guru kamu lebih baik dari apa yang mereka pikirkan."
  3. Guru melakukan pendekatan, menggali terus informasi tentang latar belakang keluarga, komentar teman-teman mereka, lingkungan sekitar agar lebih jelas lagi mengenai penyebab anak melakukan kenakalan.
  4. Berikan peserta didik kepercayaan di dalam kelas. Mulai dari hal sederhana seperti memimpin doa bersama atau memberikan tanggung jawab yang lain sebagai bentuk perhatian kepada mereka.
  5. Temukan hal-hal saat dia berbuat baik kepada temannya. Berikan pujian atas perbuatan baik yang peserta didik lakukan. Lakukan hal tersebut dihadapan teman-temannya agar ia merasa diapresiasi dan dihargai.
  6. Saat dia kembali berulah, katakan "akhir-akhir ini Bapak atau Ibu melihat pencapaian besar dalam dirimu. Bapak/ Ibu guru sangat bangga. Namun, kenapa mulai melakukan hal tidak baik lagi?"
  7. Jika ada perubahan sikap yang dilakukan, tanamkan keyakinan dan penguatan "Bapak atau Ibu guru bangga, dan yakin kamu bisa memilih dan memilah mana perbuatan baik yang berguna untukmu dan mana yang tidak."
  8. Terus berupaya untuk sabar, konsisten dan senantiasa mendoakan peserta didik. Inilah fokus sesungguhnya.
  9. Berikan konsekuensi atas tindakan yang telah diperbuatnya. Memberikan konsekuensi bukan memberikan hukuman. Memberikan konsekuensi harus berhubungan dengan perilaku. Misalnya peserta didik melakukan perbuatan mencoret-coret tembok sekolah dengan tulisan atau gambar yang tidak pantas. Kurang tepat jika guru memberi hukuman kepada peserta didik untuk keliling lapangan lima belas kali. Hukuman itu tidak ada keterkaitannya dengan perbuatan yang dilakukan peserta didik. Konsekuensi yang harusnya diberikan guru kepada peserta didik berdasarkan perbuatan yang dilakukan adalah peserta didik diminta untuk membersihkan hasil coretannya tersebut hingga tembok sekolah kembali seperti sedia kala.
  10. Berkolaborasi dengan guru Bimbingan dan Konseling untuk memberikan upaya bimbingan dan konseling kepada peserta didik.
  11. Melakukan tidakan referal atau alih tangan kasus, jika perbuatan yang dilakukan peserta didik bukan lagi menjadi ranah pihak sekolah. Misalnya pada kasus yang tergolong berat.

Kesimpulan

Sebuah anugerah terindah dapat menjadi seorang guru. Karakter peserta didik yang beragam dan bervariasi yang ditemui oleh guru dari tahun ke tahun dapat memperkaya khasanah pengalaman mengajar guru. 

Dari peserta didik yang sulit diatur, guru akan terus belajar. Belajar untuk lebih sabar. Belajar untuk melakukan pendekatan kepada peserta didik tersebut. Belajar untuk memfasilitasi agar peserta didik berminat dan tertarik pada pembelajaran. Belajar untuk mengenal dunia mereka selain di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun