Mohon tunggu...
Lusiana Puspaningratri
Lusiana Puspaningratri Mohon Tunggu... Lainnya - klasisi

I just want to little and big

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

8 Tips Pola Didik Orangtua terhadap Anaknya

28 Juli 2021   01:46 Diperbarui: 28 Juli 2021   02:14 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak yang merupakan titipan dari yang mahakuasa seharusnya dapat dijaga dan diajarkan hal yang baik baik pula agar anak maupun orang tuanya dapat melihat, mendampingi, dan memberi arahan pada proses perkembangan. 

Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak adalah nature dan nurture, faktor nature merupakan faktor bawaaan sejak lahir dari genetik anak, sementara faktor nurture merupakan faktor pengasuhan orang tua yang akan diberikan oleh anak, pola didk yang tepat dapat membentuk kepribadian anak, baik perilaku maupun kecerdasan anak

Orang tua yang merupakan guru pertama dan utama bagi anak, yang memberikan contoh yang kelak akan ditiru oleh anak tersebut. Maka dari itu diharapkan para orang tua menerapkan pola didik yang tepat dalam menghadapi anak usia dini agar tidak salah kaprah dan berdampak tidak  baik untuk tumbuh kembangnya.

Di era dengan kemajuan teknologi yang canggih dan cepat ini, banyak orang tua millenial yang belajar dari internet atau platform-platform online maupun offline tentang berbagai contoh pola didik yang tepat untuk diterapkan pada anak usia dini hingga dewasa, namun tak sedikit pula orang tua yang masih saja melakukan pola asuh otoriter yang mana orang tua berperan besar dalam setiap keputusan dan pilihan yang kelak akan dijalani oleh anak tersebut. 

Maka dari itu, berikut 8 tips pola didik orang tua yang tepat terhadap anak, dan biasanya masalah-masalah yang saya bahas ini sangat sering menjadi keluhan bagi anak-anak millenial :

1.JANGAN MEMBERI LABEL TERHADAP ANAK
Misal anak berperilaku kurang baik atau membuat kesalahan, sebaiknya orang tua tidak memberinya label negatif, karena anak akan cenderung berfikir dirinya memang seperti yang dikatakan oleh orang tuanya, karena biasanya ucapan yang diucapkan oleh orang tua akan membekas pada diri anak, sehingga mereka akan bermindset buruk pada diri mereka sendiri dan membuatnya enggan dan menutup dirinya untuk mengkoreksi kesalahan yang telah ia lakukan


2.JADI PENDENGAR YANG BAIK
Menjadi pendengar yang baik bagi anak akan membuatnya percaya diri dan mempunyai motivasi untuk diri mereka sendiri, karena jika orang tua menjadi pendengar yang baik, anak-anak akan berfikir jika mereka diperhatikan, disayang dan masih menjadi prioritas kedua orang tuanya.


3.TIDAK MEMBANDINGKAN
Ketika orang tua membandingkan anak dengan teman-temannya, saudara atau bahkan tetangga, anak akan berfikir dirinya tidak baik dan cenderung anak meniru apa yang menjadi perbandingan orang tuanya tersebut, sehingga mereka sulit untuk menemukan jati diri mereka karena tuntutan tersebut, padahal anak memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing. Yang perlu dilakukan orang tua adalah fokus mengembangkan kelebihan anaknya dan menghargai pilihan anak, hal tersebut akan membantu membangun kepercayaan diri anak dan membuat mereka menjadi yang  terbaik versi diri mereka sendiri.


4.BERSKAP LEMBUT TERHADAP KEKURANGAN ANAK
Banyak orang tua yang akan kecewa ketika melihat anaknya gagal melakukan hal yang diharapkan dan menuduhnya tidak kompeten karena orang tua menuntut agar anak-anak mereka unggul dalam segala hal. Padahal sifat yang seperti itu akan merusak mental anak dan memforsir otak mereka untuk terus melakukan yang terbaik sesuai dengan apa yang orang tua mereka inginkan. Sebagai orang tua, seharusnya malah memberikan motivasi-motivasi yang akan membangkitkan minat belajar dan semangat anak untuk memperbaiki kekurangannya tanpa mengurangi sedikitpun rasa percaya dirinya dan tanpa adanya keterpaksaan yang dirasakan oleh anak.


5.MEMBERIKAN CONTOH YANG BAIK
Anak-anak cenderung akan belajar dan meniru apa yang mereka lihat dan dengar, oleh karenanya sejak usia dini orang tua diharapkan memberikan contoh-contoh dalam berperilaku sopan dan bertutur kata yang baik. Hal tersebut kelak akan mereka ingat karena akan membekas pada diri mereka, apalagi jika anak tersebut masih dalam masa-masa balita yang sedang mempelajari apapun yang mereka dengar ataupun lihat.


6.MEMBERIKAN ANAK KEBEBASAN UNTUK MEMILIH
Seringkali orang tua selalu terlibat dengan apapun yang dilakukan oleh anak, sehingga anak terkesan tidak memiliki kebebasan untuk mengembangkan dirinya, karena orang tua akan cenderung komplain dengan apa yang anak lakukan dan yang mereka pilih, sehingga dapat membuat anak merasa tertekan karena memiliki ruang terbatas untuk mengembangkan pilihan dan bakat mereka. Sebaiknya orang tua memberikan kebebasan kepada pilihan anak agar mandiri karena telah diberikan tanggung jawab untuk meningkatkan dan mengembangkan pilihannya tersebut, namun bukan semata-mata orang tua lepas tangan akan hal tersebut, para orang tua masih dapat memperhatikan mereka dan memberikan batasan-batasan dan arahan yang sifatnya tidak memaksa pada anak ketika mereka melakukan hal-hal yang sekiranya menyimpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun