Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Catatan di Atas Nota #7

16 Desember 2022   20:10 Diperbarui: 16 Desember 2022   20:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja (dokumentasi Pribadi)

Mengapa tak mekar
Setelah diri memupuk rasa
Bermandikan cahaya
Diguyur hujan sore
Terkunci dalam remang gelap tanpa cahaya
Bukan sekedar tak mekar
Layu merunduk tak berisi
Menuju mati mengharap penjemput menghampiri
Tapi di dalam sana masih sedikit sisa pengharapan
Apakah?
Kapankah?
Memulai dan mengakhiri tak semudah mengamati pagi
Lelah dikejar mimpi tapi kaki dan jemari memaku ke bumi
Kemanakah aku mencari?
Telah lama hilang, mati bersama bayang
Suara, tak terdengar lagi
Tak keluar lagi dari pitanya
Tercekat
Kabut duri
Senyum, tak terlengkung sempurna
Tak terlukis lagi
Tersendu
Matahari semu
Air mata, tak lagi menuju bumi
Tak hendak menampakkan diri
Terbayang
Datar tanpa cahaya
Kembalilah...
Hanya terdengar dalam tempurung
Kaki tak tergerak
Tangan ikut terkunci
Terkubur
Dalam sunyi
Senja menyapa di ujung hari
Semua cahaya akan hilang
Tak ada yang abadi
Biarkan aku bernafas meski tak lega

Ngaglik, 15 Desember 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun