Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari Istimewa

14 April 2021   12:33 Diperbarui: 14 April 2021   12:53 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku masih tertidur pagi ini. Semalam cukup lelah mempersiapkan banyak hal. Menunggu hari istimewa nanti. Ah, benar-benar tidak sabar.

Aku masih mendengar dan sedikit merasakan saat itu. Suara televisi di ruang keluarga benar-benar menggangguku. Samar terdengar lezatnya suara slurup minuman warna-warni beraneka rasa sedang ditayangkan. Menyegarkan tenggorokanku yang semakin dahaga. Tahan sebentar lagi, nanti sore aku pasti bisa menikmatinya. Terdengar pula ibuku menawarkan sarapan padaku. Aku cukup kesal seolah dibujuk untuk memakan makanan yang sedang tidak boleh dimakan. Arghh rasanya menyebalkan.

Perlahan suara berganti menjadi percakapan anak-anak tentang makanan. Camilan yang katanya segar dimakan di segala kondisi. Ah sabar, beginilah ujian orang sedang dilarang menuruti kehendak sendiri. Tapi mengapa banyak sekali percakapan tentang makanan itu. Serasa air lir sudah bercucuran sampai ke leher membasahi sesuatu di sana. Terdengar menggoda sekali di telinga dan lidahku.

Suara itu kembali berganti dengan dua bocah. Satu botak dan satunya lagi berambut sekuncir. Antara ada dan tiada rambutnya. Apakah mereka tidak penasaran atau melakukan sesuatu terhadap rambut mereka? ah entahlah. Tapi suara si bocah yang ingin memakan ayam guring benar-benar mengganggu. Suara decapan lidah dan gigi menggema di segenap telingaku. Lagi-lagi mereka memperebutkan sepotong ayam bumbu itu. Sabarlah aku sedang dilarang makan tapi kalian berebut makanan di depanku. Haduh siapa lagi yang sedang menonton televisi siang-siang begini.

"Gun.....gun....bangun Gun" Ibuku membangunkan aku dari tidurku.

"Hmmmm" Aku menyahut malas.

"Gugun ayo bangun, makanya habis Sholat subuh jangan tidur lagi" Kata ibuku.

"Iya iya buk, ini juga mau bangun" Masih menyahut dengan mata terpejam.

"Ya langsung cuci muka atau bagaimana begitu, ini tinggal kamu yang belum sarapan" Ibu kembali menyuruhku bangkit dari tidurku.

"Ha yang benar saja bu, orang lagi puasa kok disuruh sarapan" Aku terkejut dan langsung membuka mata.

"Oh kamu sudah mulai puasa ya meskipun belum bulan ramadhan ya?" Ibu menyahut keterkejutanku tadi.

"Haa, bukannya ini sudah bulan puasa bu?" Aku menatap ibuku dengan sedikit terkejut.

"Belumlah Gun, masih satu minggu lagi mulai puasa, bagus sih kalau kamu sudah mulai berlatih, biar nanti pas ramadhan sudah terbiasa" Ibu hendak keluar kamarku setelah membangunkan tidurku tadi.

"Oh" Aku bengong dan mulai mengingat apa yang sedang terjadi. Ternyata aku hanya kelelahan setelah semalam menyiapkan lomba-lomba untuk bulan ramadhan bagi anak-anak di sekitar rumahku. Dasar, iklan minuman dan dua bocah botak menambah keindahan halusinasiku pagi ini, aku lapar dan segera menuju meja makan untuk sarapan.

"Gugun cuci muka dulu sehabis tidur, baru makan" Teriak ibuku.

"Iya bu" Aku pun berlalu.

Cerpennya telat up ini, wkwk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun