Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kotak 2,52,53 Meter

23 Maret 2021   09:27 Diperbarui: 23 Maret 2021   16:20 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkurung jiwa yang merasa bebas

Mengarungi daratan dan samudera dengan mata dan jarinya
Mencoba mengurai pelik kehidupan
Mencari titik henti dan titik hubung perjalanan
Merangkum semua rasa
Kegetiran, kerinduan, asa, ketidakberdayaan
Mencoba memecah persamaan takdir dan fungsi-fungsi kehidupan
Menarik titik-titik simpul
Di kotak satu pintu itu
Hanya ditemani keluasan jiwa
Terkadang menyempit
Tertekan situasi
Bermain dengan keluasan pikiran tiada henti
Walau masih tak keluar dari kotak itu
Ironis memang
Aksi hanya dengan tombol kiri dan kanan seekor tikus tanpa ekor
Di kotak satu jendela itu
Mencoba menerawang setiap peluang
Mengharap sesuatu yang mungkin jauh dari gen kehidupan
Menelaah pola-pola dan garis-garis waktu
Hingga titik-titik di kaca melarutkan diri dalam kesenduannya
Deru suara dan bau kematian semakin menenggelamkan lamunan
Ternyata masih di kotak itu
Belum ke mana mana
Hanya di kotak itu
Menyadari sudah bermiliar peristiwa di semesta
Di kotak itu hanya ada deru nafas dan tatapan nyalang tak terima
Putaran kipas dan sesekali suara sayap hitam menyapa
Hanya di kotak itu
Semua kenyataan terhenti
Seolah bumi tanpa peristiwa
Meski mentari menyapa menembus celah-celah
Diselimuti pikir jika dunia tanpa aku
Atau dunia hanya aku
Setiap peristiwa juga akan tetap berlalu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun