Mohon tunggu...
luqman hidayat
luqman hidayat Mohon Tunggu... Seniman - warga sipil

Demi kalam dan apa yang mereka tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keislaman dan Keindonesiaan

5 Juni 2021   07:44 Diperbarui: 5 Juni 2021   08:01 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk umat islam terbanyak di dunia. Akan tetapi, Indonesia bukanlah Negara arab dan tidak seluruhnya mengikuti kebudayaan yang ada di negri minyak tersebut. Demikian pula Negara Indonesia tidak hidup pada masa Rasul, dengan perkembagan sosial masyarakat yang sangat berbeda dan bermacam sudut pandang.

Karena itu secara jelas bangsa Indonesia tidak dapat begitu saja meniru sistem kehidupan masyarakat arab pada umumnya. Artinya bangsa Indonesia haruslah melakukan rekonstuksi pemikiran keagamaan islam yang sesuai dengan perkembagan budaya dan masyarakat Indonesia berdasarkan semagat Al-qur'an sebagai hidayah dan standar akhlak(moral).

Sebagai masyarakat Indonesia kita harus mampu memahami islam dan pancasila secara menyeluruh dengan senantiasa memahami fakta-fakta sejarah, dengan demikian Indonesia merupakan masyarakat yang begitu majemuk memiliki kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya konflik-konflik. Meskipun gejala konflik hakikatnya merupakan bagian dari dinamika masyarakat, namun sebaliknya gejala integrasi merupakan sisi lain dari gejolak dinamika didalam masyarakat.

Salah satu ciri yang menonjol negri kita ialah keanekaragamaan, baik secara fisik maupun sosial-budaya. Demikian juga secara keagamaan. Sekalipun islam merupakan agama terbesar di Indonesia, namun ia mengenal perbedaan intensitas pemahaman dan pelaksanaan yang besar dari daerah ke daerah. Perbedaan faham hanyalah kesalah pahaman yang sifatnya temporer. Dan perbedaan faham itu diperlukan. Karena, sebuah bangsa hanya bisa maju dan dinamis kalau ada perbedaan faham di antara masyarakatnya.

Saking majemuknya bangasa Indonesia didalam tubuh garuda terdapat macam-macam kepercayaan umat beragama antara lain ,islam, protestan, katolik, hindu dan Buddha. Meskipun masyoritas agama islam menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia. Agama dapat menjadi alat pemersatu, namun dalam beberapa hal agama juga dapat dijadikan sebagai pemecah-belah. Secara garis besar, antagonisme atau konflik yang berkembang di kalagan di seputar agama terjadi dalam dua tinggkat, yang pertama ketegangan yang terjadi di antar umat satu agama, dan dua ketegangan terjadi antar umat beragama.

Kehidupan masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera merupakan kondisi yang ideal dan menjadi dambaan semua masyarakat, baik perkotaan maupun pedesaan. Negara Indonesia merupakan negara yang dibangun dengan ideologi-ideologi keadilan dan kesejahteraan Dalam pancasila sebagai simbol kenegaraan Republik Indonesia sudah termaktub nilai-nilai tersebut. Sebagaimana point pancasila sila kelima yang berbunyi "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". 

Bangsa dan negara Indonesia menjunjung tinggi bahwa pancasila adalah sebagai ideologi negara, secara tidak langsung negara mengamanatkan kepada pemimpin negara dan kepada seluruh yang mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan membangun negeri ini untuk tetap menjaga nilai-nilai yang telah tercantum dalam ideologi negara. Akan tetapi, kenyataan dinegeri ini sangat tidak sesuai dengan pengharapan masyarakat atau bisa dikatakan hal ini menghambat terwujudnya Masyarakat Madani. 

Banyak nilai-nilai yang ditanam dalam ideologi bangsa hampir hilang sehingga para pejabat lupa akan apa yang diamanatkan negara. Sebagai fenomena, masalah sosial sudah muncul sejak adanya kehidupan bermasyarakat. 

hal itu disebabkan karena dalam kehidupan masyarakat tidak pernah dijumpai kondisi ideal secara sempurna, dimana semua kebutuhan masyarakat terpenuhi, semua warga masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai, norma dan standar sosial yang ada. Semua komponen berfungsi sebagaimana yang dituntut oleh sistem sosialnya.

Maka sungguh ironi, ketika menemukan Indonesia hari ini tak juga beranjak nasib sebagai bangsa pekerja yang menghamba pada kepentingan kolonial. Demokrasi liberal yang digadang sebagai cara menemukan kedaulatan rakyat, menghasilkan sejumlah pejabat yang tak juga jadi pemimpin rakyat. Negara dikelola birokrasi sekedarnya, korupsi jadi tunas yang makin besar karena hukum tak juga memihak pada keadilan. Segala kekayaan alam dan sumber daya ekonomi tak juga bertemu dengan kesejahteraan rakyat banyak, kecuali dibagi- bagi diantara calo pribumi dan tuan asing. 

Pendidikan yang semestinya memberi teladan tentang identitas dan karakter, tak lebih dari sistem yang memproduksi ternak, untuk berbaris memohon penghidupan pada kekuatan modal. Mulanya karena Bangsa Indonesia tak membaca dirinya sendiri, sehingga tak mengenal dirinya, tak mencintai dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun