Mohon tunggu...
LUQMAN AZIZ
LUQMAN AZIZ Mohon Tunggu... Lainnya - Hai ,

Mohon baca dengan bijak :) Yuk sharing ,sama² belajar ya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Bukan Alasan untuk Hidup Susah

20 Januari 2021   23:58 Diperbarui: 20 Januari 2021   23:58 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Sejak akhir tahun 2019 sampai berakhirnya tahun 2020 Covid-19 menyebar dengan cepat dan luas yang berdampak langsung terhadap perubahan berbagai aspek kehidupan. Terjadinya pandemi Covid-19 ini bukan hanya berdampak pada aspek kesehatan, namun juga memberi dampak besar dalam segi perekonomian. Masalah kesehatan dan perekonomian ini bukan hanya di rasakan oleh negara kita Indonesia saja tapi bahkan hampir seluruh negara di dunia.

        Sejauh ini sudah tercatat ada 93 juta lebih kasus yang terkonfirmasi dengan total kematian mencapai hingga kurang lebih 2 juta di seluruh dunia. Karena banyaknya kasus yang terjadi dan belum ada vaksin untuk covid-19 ini membuat setiap kepala negara memberlakukan kebijakan pembatasan jarak pada setiap individu atau sering kita sebut sebagai phisical distancing untuk meminimalisir penyebaran covid-19 serta kebijakan lainnya seperti selalu pakai masker ketika bepergian dan selalu menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan punya immun yang kuat.

       Salah satu kunci penting di kehidupan adalah kesehatan. Namun yang terjadi di Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini terdeteksi muncul pertama kali di Wuhan China pada bulan Desember 2019. Virus corona merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan. Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara. Awal mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2 orang, namun penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang terkena atau terjangkit virus ini. Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk mempersiapkan rumah sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang terjangkit Covid-19. Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan berbagai hal yang baru hampir dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas yang lainnya. Bahkan tempat beribadah pun sebagian telah ditutup demi mengurangi penyebaran virus corona ini. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah, seperti physical distancing (jaga jarak), lock down, bahkan di beberapa daerah pun telah diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Namun masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan tersebut hingga akhirnya penyebaran virus ini berjalan sangat cepat. Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai virus corona serta cara menanggulanginya agar angka penyebaran tidak semakin meningkat. Mengingat banyak sekali masyarakat yang masih meremehkan adanya virus corona ini serta belum tersedianya vaksin yang dapat membantu kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai permasalahan penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.

       Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Nama ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation) sebagi nama resmi penyakit ini. Covid sendiri merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-2019. Covid-19 yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan. Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS). Virus ini mampu mengakibatkan orang kehilangan nyawa sehingga WHO telah menjadikan status virus corona ini menjadi pandemi dan meminta Presiden Joko Widodo menetapkan status darurat nasional corona. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat terkait pandemi virus corona sejak akhir Maret 2020. Ia kemudian mengeluarkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus corona. Jokowi juga menetapkan pandemi virus corona sebagai bencana nasional non-alam. Mantan wali kota Solo itu akhirnya melarang masyarakat untuk mudik ke kampung halaman terhitung 24 April sampai 31 Mei menda

       Setiap hal negatif pasti ada sisi positif didalamya. Termasuk masa pandemi COVID-19. Bencana virus ini sangat berdampak pada kehidupan manusia secara global. Maka, tak sedikit juga kerugian yang didapatkan dari bencana ini. Tetapi kita harus melihat dengan jelas bahwa ada beberapa hal positif yang dapat dirasakan secara langsung dari pandemi ini. Pertama, dengan mewabahnya virus ini menyebabkan pemerintah membuat aturan agar masyarakat stay at home. Hal ini menyebabkan orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah sehingga meningkatkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. Menurut Putra (2020) masyarakat Indonesia menjadi lebih melek terhadap pengelolaan keuangan semasa pademi. Hal itu terjadi karena semasa pandemi sektor ekonomi ada yang berhenti dan ada juga yang mengalami penurunan pendapatan.

       Menularnya Covid-19 membuat dunia menjadi resah, termasuk di Indonesia. Covid-19 merupakan jenis virus yang baru sehingga banyak pihak yang tidak tahu dan tidak mengerti cara penanggulangan virus tersebut. Pemerintah dituntut untuk sesegera mungkin menangani ancaman nyata Covid-19. Jawaban sementara terkait dengan persoalan tersebut ternyata telah ada dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Dimana dalam undang-undang tersebut telah memuat banyak hal terkait dengan kekarantinaan kesehatan, pihak yang berwenang menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat, dan lain sebagainya. Dalam undang-undang tersebut juga menentukan apa saja peraturan pelaksanaan sebagai tindak lanjut ketentuan dalam kekarantinaan kesehatan. Namun peraturan pelaksanaan sebagai ketentuan lanjutan dari UU Kekarantinaan Kesehatan belum ada padahal peraturan pelaksanaan tersebut sangat perlu untuk segera dibentuk. Menurut WHO, Covid-19 menular dari orang ke orang. Caranya dari orang yang terinfeksi virus corona ke orang yang sehat. Penyakit menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.

       Virus Corona yang sudah banyak menyerang saudara kita di belahan negara lain tentu menjadi ketakutan yang juga dirasakan hingga Indonesia. Tak hanya tindakan dari pemerintah saja, masyarakat pun perlu mawas saat bepergian ke luar negeri sehingga menimalisir kemungkinan virus masuk ke Indonesia. Penting pula mengenali lebih jauh negara yang ingin dikunjungi sebelumnya,” kata Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani dalam keterangannya, Jumat (28/2/2020).

       Selain kondisi kesehatan masyarakat yang terancam, kondisi ekonomi secara global 2020 jatuh sangat drastis dan juga memicu penurunan perdagangan internasional. Banyak sekali usaha kecil dan usaha besar di bidang apapun menglami kebangkrutan bahkan ada juga yang sampai gulung tikar. Pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi covid-19 saat ini masih sulit untuk di capai, beban perekonomian yang ditimbulkn oleh pandemi ini di rasakan sangat berat, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

       Wacana lockdown yang di galakkan oleh pemimpin negara ataupun daerah sangat membantu meminimalisir persebaran covid-19 dapat sedikit banyak membantu kesehtan masyarakat. Akan tetapi kebijakan lockdown yang di galakkan pemerintah membuat laju perekonomian semakin berat dan bahkan semakin merosot layaknya yang terjadi di negara kita Indonesia. Tingkat konsumi melemah yang mempengaruhi beberapa indikator penopang ekonomi. Pasokan bahan pangan dan kebutuhan yang menurun menyebabkan harga naik. Hal ini akan menimbulkan kelangkaan barang yang akhirnya memicu keresahan sosial.

       Banyak sekali dampak buruk yang dirasakan pada masa pandemi, banyak phk terjadi dimana-mana, banyak para pekerja yang di phk oleh perusahaanya, banyak juga pekerjaan formal dan informal yang merasakan dampak dari pandemi ini seperti guru, dokter, karyawan pabrik, para pedagang kecil, petani, dan yang lainya. Hampir semua pekerjaan merasakan dampak negatif dari pandemi ini yang menjadikan banyaknya pengangguran, kurangnya pemasukan, dan bangkrutnya para pengusaha. Bahkan dilansir oleh Jawa Pos pada 15 April 2020 pengangguran berpotensi bertambah hingga 5,2 juta orang dan juga di lansir oleh website Kumparan Bisnis pada tanggal 15 September 2020 Kementrian BUMN mengatakan 75 juta pekerjaan akan hilang dan wacanakan akan impor pekerja.

       Pelemahan ekonomi Indonesia lainnya bisa terjadi karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2020, penurunan tajam terjadi pada ekspor migas dan non-migas yang merosot 12.07%, hal ini dapat terjadi karena China merupakan pengimpor minyak mentah terbesar, termasuk dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun