Soal lingkungan, Finlandia memiliki tingkat polusi udara yang rendah. Dikutip dari situs iqair.com, indeks kualitas udara (AQI) di Helsinki, ibukota Finlandia pada tahun 2022 adalah 21 AQI US, dengan konsentrasi tingkat polutan utama PM2,5 sebesar 5,1 g/m3 yang berarti berkategori baik. Bandingkan dengan ibukota Indonesia, Jakarta yang rata-rata konsentrasi PM2,5 nya mencapai 39,2 g/m3 pada periode yang sama.
Sudah kotanya semrawut, kemacetan parah, rawan banjir, kehidupannya keras, masih dihajar juga dengan kualitas udara yang buruk. Wajarlah, kalau tingkat stres masyarakatnya cenderung lebih tinggi.
Lalu, selain tingkat kepercayaan yang tinggi antar sesama warga, komunitasnya suportif dan kebebasan individu untuk membuat keputusan pun terjamin.
Di negara +62, kebebasan individu itu antara ada dan tiada. Bagi sebagian orang ada, sedangkan sebagian lainnya tidak.
Status pernikahan, besaran gaji, pilihan pekerjaan atau pendidikan yang dijalani dan agama atau kepercayaan adalah urusan pribadi. Selama seseorang masih diganggu privasi dan kebebasannya untuk urusan-urusan tersebut, bahkan malah dihakimi, kebebasan individu hanya omong kosong.
Wasana Kata
Tidak ada definisi tunggal tentang kebahagiaan. Siapapun boleh setuju atau tidak dengan konsep kebahagiaan yang ditawarkan dan berhak membuat definisinya masing-masing.
Meski kita tidak bisa terlalu bergantung pada faktor eksternal, hal itu tetap punya pengaruh terhadap kebahagiaan.Â
Tentu ada perbedaan bukan, tingkat kebahagiaan pada orang yang tumbuh di keluarga yang harmonis dengan yang keluarganya berantakan; antara orang yang dapat mengambil keputusan hidup secara bebas dan independen dengan mereka yang keputusan hidupnya selalu dikontrol dan ditentukan orang lain; antara masyarakat yang tinggal di wilayah yang makmur, aman, minim polusi dan menghargai kesetaraan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah yang angka kriminalitasnya tinggi, lingkungannya rusak dan jurang antara si kaya dan si miskin yang lebar.
Bagaimana menurut Anda?