Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Media Sosial Mampu Mengusir Kebosanan Sekaligus Memuakkan

24 Februari 2023   11:58 Diperbarui: 26 Februari 2023   23:23 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi orang membuka aplikasi TikTok-photo by Cottonbro from pexels

Mengikuti tren tidak selalu buruk, asalkan bukan tren negatif dan nirfaedah. Sayangnya, entah kenapa sesuatu yang nirfaedah dan sensasional lebih mudah dan cepat viral dibandingkan tren yang positif dan esensial. 

Konten-konten yang memperluas wawasan dan mengajak orang pada hal-hal baik lebih jarang viral ketimbang konten prank gak jelas, pamer kekayaan dan konten-konten pembodohan lainnya.

Selain budaya latah, medsos juga memicu tsunami informasi. Mari kita berkaca dari kasus Ferdy Sambo yang berbulan-bulan menghiasi media-media Indonesia. Tidak di televisi, tidak di linimasa medsos, semua membahas kasus Ferdy Sambo.

Ketika awal pandemi Covid-19 lalu, hoax dan teori konspirasi soal pandemi dan vaksin meluncur seperti bola liar. Belum lagi tentang perbedaan data, komunikasi dan manajemen krisis pemerintah yang... ah sudahlah, membuat masyarakat bukan hanya jenuh melainkan juga lelah. 

3. Pelecehan Seksual Berbasis Daring

Sebagai perempuan, saya paham berapa sulitnya menemukan ruang aman atau sekadar merasa aman dari pelecehan seksual, baik di dunia nyata maupun virtual. 

Di dunia maya, pelecehan seksual bisa berbentuk pelecehan verbal, mengirimkan atau memaksa seseorang untuk mengirimkan foto atau video vulgar, sextortion (pemerasan seksual), pornografi anak dan sebagainya. Aplikasi kencan daring termasuk salah satu platform yang paling sering terjadi pelecehan seksual. 

Ironisnya, ketika ada konten bernuansa kekerasan seksual, bukannya dilaporkan malah disebarluaskan ke orang lain. Terbayang tidak, bagaimana perasaan korban atau keluarganya? 

Merasa bosan, meski pada hal-hal yang kita sukai itu normal. Seseorang yang begitu mencintai pekerjaannya sekalipun bisa dihinggapi rasa bosan. Main medsos pun sama saja. 

Menghindar atau menolak kehadiran medsos adalah hal yang nyaris mustahil. Ketika kamu merasa bosan main medsos atau lelah dengan interaksi dan aktivitas dunia maya, ingatlah kalau kamu hidup di dunia nyata. Ada banyak hal asyik yang bisa kamu lakukan di dunia nyata sesuai dengan hobi atau minat masing-masing. 

Berhubung ini bukan in-depth article seperti biasanya, tiga poin di atas adalah apa yang saya rasakan selama menjadi pengguna medsos. Adakah pembaca yang merasakan hal yang sama? Apa sebabnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun