Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memaknai Ulang Kata "Ibu" dan Konsep "Keibuan" (Motherhood)

22 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 25 Desember 2022   12:15 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi seorang ibu bermain dengan anaknya. (sumber: pixabay/Vânia Raposo)

Pelaksanaan Hari Ibu di Indonesia mengacu pada pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia I yang dihelat pada 22-25 Desember 1928, sekitar dua bulan setelah Kongres Pemuda II yang menghasilkan Ikrar Sumpah Pemuda.

Acara yang dilaksanakan di Ndalem Joyodipuran (sekarang menjadi kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional), Jalan Brigjen Katamso No.139, Yogyakarta itu dihadiri oleh 600 perempuan dari berbagai latar belakang suku, agama, pekerjaan dan perhimpunan. 

Tujuan diadakannya Kongres Perempuan ini adalah untuk menyatukan organisasi-organisasi perempuan Indonesia dalam satu wadah perjuangan.

Kongres yang dipimpin oleh R.A. Soekonto bersama dua wakilnya, yaitu Nyi Hadjar Dewantara dan Soejatin, membahas berbagai masalah-masalah perempuan dan anak, seperti perdagangan perempuan dan anak, perbaikan gizi dan kesehatan ibu dan balita, pernikahan anak dan sebagainya.

Mengacu pada kongres di Yogyakarta yang dianggap sebagai tonggak sejarah kebangkitan perempuan Indonesia, pada Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938 di Bandung, dikeluarkanlah keputusan untuk menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Meski kerap diperingati oleh masyarakat Indonesia sebagai Hari Ibu, sebenarnya peringatan ini bisa ditujukan untuk semua perempuan, baik yang berstatus ibu maupun yang bukan. 

Atas dasar perbedaan aspek historis inilah, Hari ibu di Indonesia berbeda dengan Mother's Day yang merupakan peringatan internasional. Mengapa dan siapa sebenarnya yang bisa disebut sebagai ibu?

Mari kita mulai dengan menengok definisi 'ibu' sebagaimana tercantum dalam KBBI berikut. 

  • Wanita yang telah melahirkan seorang anak;
  • kata sapaan untuk wanita yang telah bersuami;
  • sapaan takzim kepada perempuan yang sudah bersuami maupun yang belum;
  • bagian yang pokok (besar, asal dan sebagainya), contoh: ibu jari;
  • yang utama di antara beberapa hal yang lain; yang terpenting (contoh: ibukota); 

Dalam kehidupan nyata, seorang perempuan yang disebut "ibu" tidak selalu yang melahirkan dan membesarkan anak. 

Ada ibu yang tidak melahirkan tapi mengasuh dan membesarkan, baik secara fisik, pikiran dan kejiwaan. Dan ada pula perempuan yang menjadi ibu dari banyak anak tanpa melalui proses melahirkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun