Seorang laki-laki berwajah cahaya
Lahir di masa kegelapan
Di tanah tandus dan gersang
Sejak kecil telah belajar tentang kehilangan
Bahkan sejak dalam kandungan
Ayahnya, ibunya, kemudian kakeknya
Tinggallah sang paman sebagai pelindungnya
Ia membawa ajaran cinta pada semesta
Meski ada yang membalasnya dengan serapah, kesumat
juga lemparan batu dan kotoran
Tetapi hatinya adalah tanah lapang
yang dipenuhinya dengan doa dan pengampunanÂ
Laki-laki itu tak mewariskan dunia
Tidak pula aksara
Hanya pelita yang tetap menyala
Meski telah berlalu empat belas abad
Penerang jalan agar kita tidak jatuh dan tersesat
Kepada laki-laki berwajah cahaya,
di hari kelahiranmu selalu ada kerinduan
tapi kata-kata memang tak pernah tuntas untuk mengungkapkannyaÂ
Malam minggu, 12 Rabiul Awal 1444 H