Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup Bahagia dan Terarah dengan Konsep Ikigai

17 Juli 2021   09:49 Diperbarui: 19 Juli 2021   10:56 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi eksplorasi | Photo by Andrew Neel from pexels

Apa yang kamu rasakan ketika bangun tidur di pagi hari? Merasa bersemangat dan siap menjalani hari baru? Atau merasa tidak bersemangat bahkan bosan menjalani rutinitas?

Bagi kamu yang bekerja kantoran, sebagian besar waktumu dari Senin sampai Jumat akan dihabiskan untuk urusan pekerjaan.

Dengan jam kerja yang sama selama lima hari kerja, yaitu 9 to 5 atau ada juga yang 8 to 4. Kalau kamu hidup di kota besar, seperti Jakarta, yang macetnya naudzubillah, pergi pagi pulang malam adalah makananmu sehari-hari.

Pulang kantor biasanya sudah lelah dan inginnya segera istirahat. Besok pagi kamu akan mengulangi aktivitas dan rutinitas yang sama. Di akhir pekan, Sabtu dan Minggu lah kamu punya waktu untuk bersantai.

Begitu terus yang kamu lakukan sehari-hari, hingga suatu saat timbul rasa bosan dan kosong tanpa makna sehingga kamu bertanya-tanya, "kok hidupku gini-gini aja ya?"

Kalau kamu pernah atau sedang mengalami hal ini, coba cek lagi apa ikigaimu?

Tapi, sebelum menjawab pertanyaan tersebut, tahukah kamu apa arti kata "ikigai"?

Mengenal Konsep Ikigai

Dalam sebuah penelitian pada 2001 mengenai Ikigai---penulis, psikolog klinis dan guru besar Toyo Eiwa University---Akihiro Hasegawa, menempatkan kata "ikigai" sebagai bagian dari bahasa sehari-hari di Jepang. 

Secara harfiah. Ikigai () terdiri dari dua kata, yaitu "iki" yang berarti kehidupan dan "gai" yang berarti nilai.

Menurut Hasegawa, asal mula kata ikigai telah dikenal sejak periode Heian (794-1185), di mana kata "gai" berasal dari kata "kai" (bermakna "tempurung kerang dalam bahasa Jepang) yang dianggap sangat bernilai. Dari situlah kata "ikigai" diartikan sebagai "nilai kehidupan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun