Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menjadi Konsumtif yang Bijak, Memang Bisa?

4 Maret 2021   11:52 Diperbarui: 4 Maret 2021   18:15 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perilaku konsumtif | sumber: kompas.com

Diskon dan cashback yang diberikan dalam rentang waktu terbatas akan memberi efek bahwa barang atau jasa yang ditawarkan seolah memiliki nilai lebih sehingga sayang jika dilewatkan. Makanya, orang bisa kalap belanja hanya untuk mengejar diskon dan cashback.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang antara lain :

Perspektif jangka pendek

Masyarakat kita rata-rata mudah tergoda dengan diskon dan cashback sehingga seringkali membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan. Kemudian, kesadaran akan pentingnya kebutuhan jangka panjang yang masih rendah menyebabkan mereka belum menyiapkannya sejak dini.

Pengaruh lingkungan

Hal ini terutama dialami oleh anak-anak muda perkotaan. Karena sering diajak teman-teman nongkrong di mal atau coffee shop mahal, akhirnya mau tidak mau ikut. Kalau tidak ikut, takut dibilang sombong dan nggak asik. Karena melihat teman setongkrongan pakai barang branded, kita nggak mau kalah. Ingin punya juga. Bahkan kalau perlu yang lebih mahal dari yang dimiliki teman kita.

Prestise

Adanya rasa bangga dalam diri kita ketika bisa memiliki barang mewah nan mahal dengan merek tertentu. Apalagi kalau barangnya impor. Keinginan untuk diakui sebagai "orang berada" inilah yang mendorong orang bersikap konsumtif.

Kurangnya kesadaran terhadap masalah lingkungan

Sebenarnya telah banyak kampanye-kampanye untuk menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan kantong plastik, thrifting untuk mengurangi sampah tekstil, membeli makanan secukupnya dan dihabiskan untuk mengurangi sampah makanan dan sebagainya. Sayangnya, itu semua masih sebatas teori. Belum banyak yang benar-benar menerapkannya.

Adaptasi teknologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun