Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sebelum Menilai Perfeksionis Itu Buruk, Kenali Dulu Tipe-tipe Perfeksionisme Berikut

12 Februari 2021   10:42 Diperbarui: 13 Februari 2021   08:54 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi kenali tipe-tipe perfeksionis sebelum menilainya| Sumber: freepik.com via https://nakita.grid.id/

Apa pendapat Anda tentang seseorang yang perfeksionis? Ribet? Menyusahkan diri dan orang lain? Semuanya harus tampak sempurna dan nol kesalahan? 

Perfeksionisme (perfectionism) berasal dari kata "perfect" yang dalam bahasa Inggris berarti sempurna, maka perfeksionisme dapat diartikan sebagai keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna, entah itu dari aspek fisik atau materi maupun non materi. 

Orang yang menganut perfeksionisme ini dinamakan perfeksionis. 

Sesuai dengan definisinya, orang yang perfeksionis selalu mendambakan kesempurnaan dalam segala hal sehingga ia mempunyai standar yang terlampau tinggi, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. https://nakita.grid.id/

Ketika ada kesalahan atau mengalami kegagalan, orang yang perfeksionis sering mengkritik diri maupun orang lain secara berlebihan. 

Ada banyak riset yang menyatakan bahwa perfeksionisme bisa berpengaruh negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Orang yang perfeksionis dikatakan lebih rentan terserang depresi, gangguan kecemasan bahkan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. 

Sebagaimana yang pernah dilansir dalam jurnal Archives of Suicide Research pada tahun 2013 menunjukkan lebih dari 70% anak muda meninggal akibat bunuh diri karena kebiasaan menciptakan ekspektasi terlalu tinggi pada diri mereka sendiri. 

Penelitian lain yang diungkap dalam jurnal Roeper Review tahun 2018 menjelaskan bahwa perfeksionisme dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti jantung koroner, stroke dan lain-lain. 

Ada pun riset yang dilakukan oleh seorang penulis dan profesor riset dari University of Houston Graduate College of Social Work, Amerika Serikat, Dr. Brene Brown, menyatakan bahwa orang yang perfeksionis tidak sama dengan orang yang berusaha untuk menjadi yang terbaik. 

Ia juga mengungkapkan bahwa perfeksionisme justru digunakan oleh banyak orang sebagai perisai untuk melindungi diri dari rasa malu, disalahkan, dan dihakimi. 

Mengapa Seseorang Bisa Menjadi Perfeksionis? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun