2. Buang jauh-jauh pemahaman "good vibes only" atau cuma boleh berpikir positif sajaÂ
Emosi negatif itu wajar. Sama wajarnya dengan emosi positif.Â
Sayangnya kita terlalu sering didoktrin oleh lingkungan bahwa emosi negatif itu jelek dan salah. Yang baik dan benar adalah pikiran positif.Â
Having negative emotion doesn't mean you're a negative person.Â
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, terlalu sering memendam emosi negatif justru akan berdampak negatif pada kesehatan mental sehingga dapat memicu stres, depresi bahkan bunuh diri.
Jadi, kenapa kita harus menolak dan mengabaikan emosi negatif tersebut dengan berpura-pura bahagia?Â
3. Mendengarkan secara aktif (active listening) untuk dapat memahami masalah merekaÂ
Orang curhat itu biasanya ada dua tipe. Pertama, orang yang curhat tapi cuma butuh didengarkan keluh kesahnya. Atau tipe kedua, orang yang curhat selain butuh didengar juga sekalian minta pendapat dan saran.Â
Nah, daripada kita sok tahu, buru-buru menghakimi dan malah memberi saran yang menyesatkan, lebih baik kita dengarkan dulu cerita mereka sampai tuntas.Â
Biarkan mereka menumpahkan semua emosi dan perasaan itu sepuasnya. Kalau mereka ingin misuh-misuh (mengumpat) karena saking kesalnya, atau menangis bahkan, biarkan saja. Berikan mereka ruang dan waktu untuk meluapkannya.Â
Jika mereka hanya ingin didengar, dengarkan saja. Tidak usah banyak komentar.Â
Jika mereka meminta pendapat dan saran, berilah pendapat dan saran yang logis serta realistis.Â
Hal inilah yang sering saya lakukan ketika dicurhati orang.Â