Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

4 Cara Menanggapi Curhatan Seseorang agar Tidak Terjebak pada Toxic Positivity

23 Januari 2021   12:00 Diperbarui: 23 Januari 2021   15:46 2602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi toxic positivity (Sumber:thepsychologigroup.com)

Hampir semua orang pernah curhat atau dicurhati ketika seseorang mengalami masalah. Curhat kepada orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman atau pasangan adalah salah satu cara yang sering dilakukan untuk mengurangi beban pikiran. 

Ketika curhat pada orang lain, respon apa yang biasanya Anda dapatkan? Atau, jika ada orang yang curhat kepada Anda, respon seperti apa yang biasanya Anda berikan?

Seringkali ketika kita curhat atau dicurhati seseorang, respon yang dilontarkan adalah kata-kata positif, seperti:

"Sabar ya"

"Semangat ya"

"Coba lihat sisi positifnya"

"Udah deh lupain aja"

"Yaudah deh nggak apa-apa, ntar biar Tuhan yang bales"

dan sebagainya.

Sekilas kata-kata positif seperti itu terdengar bijak dan memotivasi. Tapi tahukah Anda bahwa kata-kata tersebut sebenarnya adalah contoh dari toxic positivity? 

Apa Itu Toxic Positivity?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun