Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah Makanan dan Ancaman Kerusakan Lingkungan yang Mengintai Kita

30 Oktober 2020   14:05 Diperbarui: 11 Mei 2022   23:41 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sampah pangan-unsplash.com

Cairan leachate yang masuk ke perairan, seperti danau, sungai dan rawa-rawa dapat menyebabkan eutrofikasi. Eutrofikasi adalah pencemaran air yang disebabkan oleh kelebihan nutrien akibat meningkatnya limbah fosfat dalam ekosistem air. 

Eutrofikasi dapat mengakibatkan perubahan warna air menjadi kehijauan, keruh dan berbau tidak sedap sehingga kualitas air menurun. Hal ini juga berdampak pada rendahnya konsentrasi oksigen terlarut sehingga makhluk hidup, seperti ikan dan spesies lainnya mati. 

Sampah pangan juga berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca sehingga mendorong terjadinya pemanasan global, perubahan iklim, dan kepunahan beberapa spesies flora dan fauna. 

Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca turut mengakibatkan terjadinya bencana alam di dalam negeri, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan penurunan ketersediaan air yang signifikan di Jawa dan Bali. 

Agama Melarang Kita Bersikap Melampaui Batas

Saya pikir tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan umatnya untuk berlaku boros dan membuang-buang makanan. Sebagaimana halnya yang terdapat dalam ayat Al-Quran berikut ini. 

"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya" (Al-Quran Surat Al-Isra (17) : 26-27) 

Tanggal 29 Oktober 2020 kemarin, umat Islam baru saja memperingati Maulid Nabi. Peringatan yang selalu ada setiap tahun ini, seharusnya tidak hanya menjadi peringatan yang bersifat seremonial belaka. 

Lebih penting lagi adalah memanfaatkan momentum ini untuk introspeksi seberapa jauh kita telah meneladani sifat-sifat mulia Nabi Muhammad Saw. 

Termasuk sikap Rasulullah yang tidak pernah berlebih-lebihan, seperti dalam urusan makan dan minum, sebagaimana sabdanya, "Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaklah sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas." 

Cara Mengurangi Sampah Pangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun