Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zona Remang-Remang Aplikasi Kencan Online, dari Penipuan sampai Pelecehan Seksual

17 Oktober 2020   14:37 Diperbarui: 11 Mei 2022   23:39 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi aplikasi kencan online-insider.com

Teknologi telah banyak mempermudah pekerjaan manusia dan mengubah cara orang berinteraksi, termasuk dalam hal mencari jodoh. Jika dulu ada kolom biro jodoh di koran-koran, kini orang dapat mencari jodoh lewat dating apps atau aplikasi kencan online. 

Selama pandemi Covid-19 ini, pengguna (users) dan penggunaan aplikasi kencan online meningkat cukup tajam dibandingkan sebelum pandemi. 

Situs dating.com, melaporkan jumlah pertemuan untuk berkencan melalui aplikasinya meningkat sebanyak 82% sejak awal Maret lalu. Lalu, Bumble mencatatkan peningkatan jumlah pesan yang dikirim sebanayak 26%. 

Hal serupa juga terjadi pada Inner Circle, dimana peningkatan jumlah pesan yang dikirim mencapai 116%. Sementara Tinder, sebagai aplikasi kencan online paling populer di dunia, menyebutkan ada peningkatan intensitas percakapan sebanyak 30%. 

Bahkan kabar terbaru menyebutkan bahwa Facebook akan melakukan uji coba internal fitur kencan online. Menurut Jane Manchun Wong,seorang peneliti seluler, fitur kencan online Facebook dinilai menampilkan image yang lebih dewasa dan serius dibandingkan Tinder. 

Ia juga menilai peluncuran fitur ini lebih ditujukan untuk mencari pasangan yang serius dibandingkan hanya untuk kencan semalam (one night stand). 

Risiko Mencari jodoh Lewat Aplikasi Kencan Online

Seseorang yang kita kenal lewat aplikasi kencan online adalah orang yang tidak kita kenal sebelumnya sehingga informasi tentangnya bisa dibilang cukup minim. 

Kita tidak benar-benar tahu apakah ia orang baik-baik atau sebaliknya karena di internet anonimitas itu sangat mungkin dan sering terjadi. Orang-orang bisa dengan mudah dan tanpa rasa bersalah memalsukan identitas aslinya, dengan menggunakan nama ID yang bukan nama aslinya dan foto profil yang bukan foto dirinya. 

Apabila kita tidak berhati-hati, kita bisa saja dimanipulasi oleh orang tersebut. Seperti yang pernah terjadi pada salah satu teman saya beberapa tahun silam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun