Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

4 Cara Cerdas Berinvestasi Agar Tidak Mudah Tertipu Investasi Abal-abal

31 Juli 2020   07:14 Diperbarui: 31 Juli 2020   07:03 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
introduction to investment-investopedia.com

Baru-baru ini dunia Pasar Modal Tanah Air sedang dihebohkan dengan kasus Jouska yang dilaporkan oleh klien-kliennya akibat kerugian investasi saham. Menurut penuturan para klien, mereka tidak pernah melakukan transaksi atas portfolionya sehingga pihak Jouska lah yang mengalokasikan investasi tersebut. Kasus ini selain telah mencoreng dunia Pasar Modal, juga menimbulkan kekhawatiran dan keraguan pada masyarakat awam yang baru mulai belajar berinvestasi.

Sebelum kasus Jouska ini mencuat, Jouska memang sering membagikan informasi-informasi seputar dunia keuangan dan investasi melalui akun Instagramnya @jouska_id. Informasi yang dibagikan melalui akun Instagramnya ini juga pernah mengundang kontroversi, seperti unggahannya pada pertengahan Juni 2020 lalu yang menyebutkan total biaya persalinan dan perawatan bayi mencapai Rp 166 juta. Yang paling menarik perhatian adalah biaya persalinan Rp 88 juta, biaya imunisasi dan vaksin Rp 18,2 juta dan biaya lain-lain Rp 11,2 juta.

Beberapa orang menganggap bahwa unggahan tersebut hanya menakut-nakuti dan membuat orang khawatir. Sementara yang pro menganggap bahwa unggahan tersebut justru merupakan pengingat untuk berinvestasi sejak dini. Lalu, apa sajakah yang harus diperhatikan dalam berinvestasi?

1. Periksa Legalitas dari Manajer Investasi (Mi) dan Financial Planner (FP)

Financial Planner (FP) atau perencana keuangan harus memiliki sertifikat legal yang dikeluarkan oleh LSP FPSB Indonesia dan IAFRC Indonesia. LSP FPSB Indonesia adalah penyelenggara program sertifikasi "Certified Financial Planner (CFP)" dan "Registered Financial Planner (RFP)". Sementara IAFRC Indonesia menyelenggarakan program sertifikasi "Registered Financial Associate (RFA)", "Registered Financial Consultant (RFC)" dan "Registered Islamic Financial Associate (RIFA)".

Para FP di Jouska rupanya tidak ada yang namanya terdaftar di database kedua lembaga tersebut. Kalau pun ada, mereka tidak memperpanjang sertifikasinya lagi sehingga sudah kadaluarsa.

Profesi Manajer Investasi (MI) diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Penjelasan mengenai apa itu MI bisa dilihat pada Pasal 1 UU No 8 Tahun 1995 (silahkan dicari sendiri ya hehe) Legalitas dari MI sendiri dapat dicek di reksadana.ojk.go.id/Public/ManajerInvestasiList.aspx

Jadi, disarankan untuk cek legalitasnya terlebih dulu dan pilihlah FP yang punya rekam jejak baik serta berpengalaman.

2. Pelajari apa dan bagaimana berinvestasi, termasuk tujuan dari investasi

Sebelum berinvestasi, tentukan dulu tujuan investasi Anda. Apakah untuk memiliki rumah dan properti? Pendidikan? Pernikahan? Ibadah Haji atau Umroh? Atau mempersiapkan dana pensiun?

Selain itu, alangkah lebih baik lagi jika Anda juga mencari tahu profil risiko Anda termasuk yang tinggi, moderat atau rendah. Hal ini akan sangat berguna untuk mengetahui jenis investasi apa yang paling cocok bagi Anda. Untuk investor pemula, reksadana atau obligasi ritel bisa menjadi pilihan yang baik untuk mulai berinvestasi. Bahkan sekarang Anda bisa mulai berinvestasi dengan nominal yang kecil. Hanya Rp 100.000 bahkan ada yang Rp 10.000 sebagai modal awal. Sangat cocok untuk anak-anak muda yang masih new jobbers dengan penghasilan UMR.

3. Periksa portfolio secara berkala

Sekarang sudah banyak aplikasi investasi digital yang memudahkan Anda untuk berinvestasi, seperti IPOT go, Bareksa, Bibit dll. Anda dapat memantau pergerakannya setiap hari melalui smartphone Anda. Di aplikasi tersebut bahkan ada yang menyediakan tutorial berinvestasi. Mulai dari membuat akun,melakukan pembelian dan penjualan, cara pembayaran dll.

4. Jangan terlalu percaya dengan iming-iming return yang terlalu tinggi

Hal yang sering membuat banyak investor pemula tertipu dengan investasi abal-abal adalah tergiur dengan keuntungan tinggi (cenderung tidak wajar) dalam waktu singkat. Padahal return yang terlalu tinggi apalagi jika selisihnya terlalu jauh dengan pasar, suatu saat jika mengalami kerugian, nilainya akan jatuh sekali di bawah pasar.

Seseorang yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini pun tidak ada yang benar-benar mampu memprediksi dengan tepat keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh dalam berinvestasi. Prediksi ini bisa berubah-ubah karena beberapa kondisi, seperti inflasi, kondisi ekonomi dan politik di dalam dan luar negeri, suku bunga, ekspor-impor, aliran dana asing dll. Jadi, keuntungan maupun kerugian dari investasi yang dilakukan adalah hal yang normal dan wajar asalkan masih mengikuti kondisi pasar.

Nah, adakah Kompasianer yang punya tips lain selain yang saya sebutkan di atas? Kalau ada, mungkin bisa berbagi di kolom komentar atau mau dibuat artikel sekalian juga boleh-boleh saja. Karena saya masih pemula dalam bidang ini, jadi saya belum bisa mengupasnya secara mendalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun