Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suatu Kota dan Pesta yang Kehilangan Gemanya

28 April 2020   13:25 Diperbarui: 28 April 2020   13:28 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo by Oliur Rahman from pexels

Kota itu kini begitu merana
Ia berkisah tentang sebuah pesta besar yang selalu dirayakan setiap tahunnya:
disana kau akan disuguhi aneka hidangan yang bisa kau ambil sesukanya
kau akan mendengar nada-nada mengalun indah, pemuas jiwa-jiwa yang dahaga
kau akan dibuat takjub oleh sebuah pertunjukan kolosal, yang bahkan semesta pun selalu merindukannya
dan jangan lupakan betapa keceriaan anak-anak kecil selalu mampu membuatnya bahagia

Kota itu kini terlihat menyedihkan
Ia bahkan mengira ini adalah upacara pemakaman
Tidak ada perayaan
Tidak ada nyanyian
Tidak ada tawa
Menciptakan ruang-ruang hampa dalam benak

Dan kenangan-kenangan itu, kini bergema lebih lantang dari biasanya

28/04/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun