Gaya kepemimpinan jokowi dalam persfektif Realisme ketika menghadapi konflik menjadi sorotan yang diamati masyarakat setelah berakhirnya periode kepemimpinan Joko Widodo.Â
Realisme merupakan aliran dominan dalam hubungan internasional selain liberalisme. Jeffrey w. Legro dan Andrew Moravsick dalam is Anybody Still  Realist? International Security (1999) menjelaskan tiga asumsi dasar realisme. pertama, bahwa realisme memandang bahwa negara merupakan aktor tunggal (unitary) dan rasional dalam dunia anarkis. anarkis disini dimaknai karena sifat aktor yang senantiasa individualisme atau mementingkan diri sendiri. kedua, aliran realisme memandang bahwa hubungan antara negara bersifat konfliktual. tidak seperti liberalisme yang percaya dengan perdamaian dunia, aliran ini meyakini bahwa tidak ada yang menjamin bahwa negara lain akan bersifat baik. ketiga, realisme memandang struktur internasional ditentukan oleh material seperti militer, pendapat perkapita, jumlah senjata nuklir, sumber daya alam dll. oleh karena itu realisme senantiasa meningkatkan kekuasaan dan kekuatan negaranya, negara yang menggunakan pendekatan realisme dalam mengambil kebijakan luar negerinya akan mementingkan kemajuan dan keamanan negaranya. indonesia pada periode Joko Widodo mengalami kemajuan ekonomi sehingga pada kepemimpinan Joko Widodo dia disebut sebagai pemimpin yang transformasional.Â
Ir. H. Joko Widodo merupakan presiden ke-7 Republik Indonesia yang mulai menjabat pada 20 oktober 2014. beliau lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 juni 1961, Joko Widodo pertama kali terjun ke dunia pemerintahan sebagai Wali Kota Surakarta ( Solo) pada 28 juli 2005-1 oktober 2012. pada tahun 2012 juga beliau terpilih sebagai presiden republik indonesia . ia menjadikan antikorupsi sebagai mantra dalam kampanye nya dan memperjuangkan meritrokrasi. meskipun banyak mendapatkan kritik dalam menjalankan kaepemimpinanya namun tidak dapat dipungkiri presiden Joko Widodo dapat memajukan indonesia lalu bagaimana gaya kepemimpinan presiden indonesia ini dalam mengatasi konflik menurut pendekatan realis?Â
Setiap pemimpin negara pastilah memiliki gaya dan karakter yang berbeda dalam memimpin negara. tulisan ini menjelaskan mengenai bagaimana presiden Joko Widodo mengatasi konflik selama masa jabatanya. seperti yang dapat dilihat bahwa selama dua periode masa jabatan Joko Widodo menghadapi banyak rintangan. salah satunya adalah Covid-19 yang menimpa hampir seluruh negara-negara didunia termasuk Indonesia. dihadapkan dengan situasi seperti ini banyak konflik yang bermunculan akibat Covid-19 ini. lalu bagaimana presiden Joko Widodo mengatasi konflik negaranya menurut persfektif realis?Â
Gaya kepemimpinan presiden Joko Widodo dapat dianalisis melalui lensa realis yang menekankan pada kepentingan nasional dan pragmatisme dalam kebijakan luar negeri. dalam konteks realisme presiden Joko Widodo menunjukan pendekatan transaksional dan pragmatis mengutamakan ekonomi dan keamanan negara diatas nilai-nilai atau ideologi yang berlaku. jika dilihat dari sudut pandang realis pada masa kepemimpinan presiden Joko Widodo dia banyak melalukan transaksi dan kerjasama demi kepentingan Indonesia. selalain itu dia juga memperkuat keamanan negaranya dengan melakukan pelatihan militer demi meningkatkan militer indonesia. pada periode pertama kepemipinanya presiden Joko Widodo menegaskan bahwa salah satu prioritas kebijakan luar negerinya adalah meningkatkan diplomasi ekonomi Indonesia demi kepentingan nasional. (Saputro, A., & Taufiqurrahman 2021). tampak jelas dilihat dari gagasan presiden Joko Widodo sangat mementingkan kepentingan negara diatas segala hal.Â
Pada periode kepemimpinan Joko Widodo beliau berhasil membawa indonesia mengembangkan perekonomian negaranya meskipun masih banyak kritik. joko widodo memahami dinamika realisme dengan sangat baik. alih-alih terpaku pada ideologi dan nilai-nilai yang kaku Joko Widodo menitikberatkan kebijakan luar negerinya pada perkembangan ekonomi dan keamanan nasional. ketika negara-negara lain tergoda untuk berpihak kepada dua kekuatan persaingan yaitu amerika serikat dan China. Joko Widodo dengan tegas memberikan penolakan untuk memilih salah satu, ia justru menolak logika Zero-Sum dalam kebijakan luar negeri, yang menurut realisme sering dipandang sebuah kebutuhan dalam konteks persaingan kekuasaan.Â
Salah satu pendekatan realis paling jelas pada masa kepemimpinan Joko Widodo adalah bagaimana Jokowi berhasil menjaga keseimbangan antara membangun kemitraan ekonomi besar dengan china dan tetap menjalin hubungan baik dengan amerika serikat dan sekutunya. Jokowi memahami bahwa ketergantungan ekonomi dapat menciptakan pengaruh yang sangat besar dalam diplomasimasi, namun ia juga sangat berhati-hati dalam menjaga kebebasan tindakan indonesia di area internassional. hal ini menjelaskan bahwa prinsip realisme dimana negara harus selalu menjaga otonomi dan kepampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi tekanan dan kekuatan global.Â
Gaya presiden Joko Widodo dalam mengatasi konflik menurut pendekatan realis merupakan keseimbangan kekuatan. Indonesia memang bukan negara yang memiliki super power seperti Amerika Serikat dan China. namun presiden Joko widodo pada masa jabatanya berusaha untuk menjaga keseimbangan kekuatan dengan negara super power. salah satau cara untuk melakukanya adalah dengan menjalin kemitraan ekonomi dengan china melalui proyek insfrastruktut, sambil tetap mempererat hubungan dengan negara-negara barat. dengan hal ini maka indonesia akan dapat menyeimbangkan kekuatannya di antara negara-negara diduniaa. Â jika sebuah negara telah memiliki kekuatan yang seimbangang atau disebut Balance Of Power maka negara tersebut akan terjamin keamananya. selain keseimbangana kekuatan, pada masa kepemimpinan presiden jokowi juga menerapkan pendekatan dialogis unutk menyelesaikan konflik negara.Â
Presiden Jokowi menganggap jika dialog merupakan satu-satunya cara untuk dapat meredam konflik. dia juga mengatakan jika konflik Palestina Gaza akan dapat dihindari melalui dialog. dia menganggap dialog merupakan solusi terbaik untuk meredam eskalasi konflik yang terjadi di timur tengah. pernyataan ini disampaikan jokowi saat menanggapi situasi timur tengah.Â
" Sebetulnya, kalau semua negara melakukan pendekatan lunak melalui dialog, pertemuan, dan komunikasi yang baik, saya kira peristiwa di Palestina, Gaza, di Lebanon, bisa kita hindari. saya kira dialog adalah jalan satu-satunya untuk menyelesaikan konflik yang ada" ujar joko widodo dalam keteranganya kepada awak media usai menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 TNI, pada sabtu, 5 oktober 2024.Â
Dari kedua gaya penyelesaian Joko Widodo pada masa kepemimpinanya dapat dilihat jika Joko Widodo merupakan presdien yang transformasional. transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang dibutuhkan dalam satu komunitas dan merumuskan visi untuk menentukan arah perubahan.Â