Mohon tunggu...
lulu istianah
lulu istianah Mohon Tunggu... -

seorang perempuan yang sedang belajar menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Sosok Emma Poeradiredja: Sosok Pejuang dari Tanah Pasundan

20 Maret 2017   20:28 Diperbarui: 21 Maret 2017   06:00 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Profil Emma Poeradiredja

Rachmat’ulhadiah Poeradiredja atau yang biasa dipannggil dengan Emma poeradiredja merupakan pejuang asal kota Jawa Barat.  Emma Poeradiredja lahir di Cilimus, Kuningan pada tahun 1902. Ayahnya bernama Raden Kardata Poeradiredja sedangkan ibunya bernama Nyi Raden Siti Djariah. Ayahnya pernah bekerja sebagai redaktur kepala untuk bahasa sunda pada pustaka rakyat dan menjabat sebagai residen priangan pada 1925. Di dalam keluarganya Emma dikenal sebagai sosok yang dekat dengan ayahnya karena dianggap sebagai gurunya dalam berorganisasi.

Emma Poeradiredja berhasil menempuh pendidikan di HIS pada tahun 1910-1917 selanjutnya ia menlanjutkan sampai ke MULO. Setelah menyelesaikan pendidikannya di MULO, ia mengikuti ujian dinas di SSVS ( Staatsspoor Wegen Vereenigde Spoorwegen). Lulusan SSVS ini dapat disejajarkan dengan HBS atau AMS. Pada 1957, Emma Poeradiredja mendapat tugas dari Djawatan kereta api, tempat ia bekerja untuk belajar di School For Workers the Universitij of Wisconsin, tugas yang diberikan beliau adalah mempelajari administrasi kesejahteraan pegawai terutama yang berhubungan dengan perkoperasian. Dari jenjang pendidikan yang ditempuh Emma Poeradiredja, ia diterima sebagai pegawai di Staatsspoor (DKA) atau kantor kereta api milik negara. Selama bekerja ia dikenal sebagai sosok yang baik dan juga berprestasi. Emma poeradiredja juga pernah diangkat sebagai komis, jabatan untuk seorang wanita yang berasal dari bumi putera.

Pada tahun 1958, Emma Poeradiredja pensiun dari DKA dengan jabatan terakhir adalah perburuan dan sosial. Meskipun begitu, ia tetap bekerja di yayasan yang ia dirikan pada tahun 1949 dengan nama yayasan Fonds kecelakaan pegawai kereta api. Dan pada tahun 1965 Emma Poeradiredja mendirikan yayasan Bina Kerta Raharja karyawan kereta api dan menjadi direktur yayasan tersebut sampai tahun 1976.

2.  Pejuang Perempuan dari Jawa Barat

Perjuangan Emma Poeradiredja bisa dilihat dari aktivitasnya dalam beroganisasi. Saat itu ia aktif dalam berbagai organisasi seperti Jong Islamietend Bond cabang Bandung dan ia juga turut aktif dalam Kepanduan putri. Pada tahun 1926 Emma Poeradiredja turut aktif dan hadir dalam kongres pemuda di Jakarta.  Saat kongres pemuda pemuda kedua tahun 1928, ia juga turut berpartisipasi dalam kongres tersebut.

Selain itu, Emma Poeradiredja juga aktif dalam organisasi kewanitaan, ia mendirikan organisasi Dameskring yang tujuannya ialah memupuk dan meningkatkan kemampuan kepemimpinan kaum wanita. Emma Poeradierdja sendiri menyadari bahwa hak antara perempuan dan laki-laki harus sama. Perempuan dan laki-laki berhak untuk memilih dan dipilih.  atas dasar itulah ia ikut mendukung dan hadir dalam kongres perempuan I maupun kongres perempuan II.

Kepeduliannya terhadap kaum perempuan juga ia tunjukkan melalui berdirinya organisasi PASI. PASI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari paguyuban pasundan adalah organisasi budaya sunda yang berdiri sejak tanggal 1913 sehingga menjadi salah satu organisasi tertua yang masih eksis sampai saat ini. Emma Poeradiredja bersama teman-temannya mengajukan usul kepada pengurus paguyuban pasundan supaya dalam organisasi itu dibentuk cabang khusus untuk kaum perempuan. Maka pada tanggal 30 april 1930 didirikanlah Pasundan Istri di gedung Himpunan saudara.

Pada tanggal 27 juni 1931, ditetapkan bahwa Pasundan bagian istri memiliki pengurus sendiri dimana Emma Poeradiredja menjabat sebagai ketua,  sekretaris I Emma Somanegara, sekretaris II Komanah Sarkawi, Bendahara Oetari Satjadidjaja dan lain-lain. Di bawah naungan PASI, Emma Poeradiredja membangun koperasi khusus perempuan. Emma Poeradiredja juga ikut membantu masyarakat seperti membuat panti asuhan dan juga membantu perempuan yang tidak memiliki lapangan pekerjaan dengan memberikan pelatihan seperti memasak dan sebagainya.

Pada masa pendudukan Jepang, semua organisasi politik ataupun sosial termasuk pasundan istri dibubarkan. Semua kegiatan organisasi hanya diperuntukan bagi kepentingan pemeritahan Jepang.  Pada saat itu, Jepang mendirikan berbagai organisasi termasuk Fujinkai yang merupakan organisasi pertahanan khusus perempuan. Emma Poeradiredja sendiri masuk dalam barisan Fujinkai dan menjabat sebagai wakil.

Setelah pembacaan proklamasi, presiden Soekarno mengumumkan agar dibuatnya Badan Keamanan Rakyat.  Anggota BKR sendiri merupakan bekas prajurit PETA, Heiho dan sebagainya.  Emma Poeradiredja juga ikut andil dalam bagian BKR, dia terus berkoordinasi untuk membantu pria dalam perjuangan. Selain itu, ia juga tergabung dalam BPKKP ( badan penolong keluarga korban perang).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun