Mohon tunggu...
Lula Khizanatul Amalia
Lula Khizanatul Amalia Mohon Tunggu... Jurnalis - xoxo

Work hard, Work smart, Pray Hard

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perang Badar: Sebuah Pengorbanan yang Tak Akan Pudar

31 Oktober 2019   14:17 Diperbarui: 31 Oktober 2019   14:19 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Adanya Piagam Madinah yang berusaha menyatukan suku-suku di Madinah tampaknya belum mengakhiri tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah SAW. Rupanya, orang-orang Mekkah yang memusuhinya tidak akan membiarkan Rasulullah hidup dengan bebas dan menikmati suasana damai. Mereka juga telah merencanakan untuk mengerahkan suatu kekuatan untuk menyerang Nabi Muhammad.

Ketika itu, Rasulullah mendapat ancaman dari luar maupun dari dalam. Orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah merupakan ancaman dari dalam. Sedang, orang Quraisy Mekkah yang akan menyerang Rasulullah adalah ancaman dari luar.

Melihat hal itu, beliau berusaha untuk menjalin aliansi dengan berbagai pihak dengan cara menandatangani kesepakatan dengan orang-orang Yahudi dan suku-suku yang tersebar di Madinah. Namun, belum selesainya usaha rasul tersebut, Orang Quraisy telah sampai di pintu masuk kota Madinah.

Saat itu, tentara Islam hanya berjumlah 313, sedangkan, tentara orang Quraisy berjumlah 1.000 orang. Angka ini tidaklah sebanding, tetapi pertolongan Allah-lah yang sangat diharapkan oleh orang Islam kala itu. Kondisi saat itu benar-benar genting, orang Islam harus menghadapi pasukan Quraisy dari depan, dan orang-orang Yahudi yang siap menikam dari belakang.

Dalam Islam, perang merupakan suatu hal yang dibenci, tetapi harus dilakukan jika orang Islam terancam atau terdesak keamanannya. Tidak boleh menyerang sebelum diserang. Tidak boleh membunuh sebelum dibunuh. Karena, hakikat agama Islam adalah Perdamaian atau damai. Maka, untuk menyelesaikan masalah tidak harus dengan menggunakan pedang, melainkan bisa menggunakan negosiasi ataupun kesepakatan.

Dan segala usaha dan juga pertolongan dari Allah SWT, pasukan Islam memenangkan peperangan tersebut walaupun dengan sedikit pasukan. Meskipun begitu, orang Muslim tetap tidak lupa daratan. Mereka tidak memperlakukan musuh dengan semena-mena, tetapi tetap dengan penuh kehormatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun