Mohon tunggu...
Inovasi

Kebutuhan Pasar dan Nilai Budaya, Kunci Pertumbuhan Perusahaan Daring Rintisan

25 April 2018   12:38 Diperbarui: 25 April 2018   12:45 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Media internet kini memang menjadi primadona bagi para marketer, terlebih bagi perusahaan rintisan yang bergerak di sektor teknologi daring yang dikenal dengan istilah the world is in your hand ini. Digitalisasi berbagai lini bisnis yang mengerucut pada satu channel Internet ibarat menjaring ikan di samudera yang luas, para pelaku bisnis harus memiliki insting dan keahlian teknis yang mumpuni untuk dapat menjaring target diantara berbagai segmen pasar didalamnya. 

Market Global yang terhubung pada sebuah jaringan yang hanya di batasi oleh sistem tak dapat membendung arus pertukaran informasi antar suku, wilayah, hingga negara dalam setiap milidetiknya sehingga pelaku pasar harus dapat memahami fenomena dan perilaku pasar online untuk dapat mengkonversinya menjadi nilai ekonomi.

Kehadiran merek global internet seperti Facebook, Google, Whatsapp, Instagram, Alibaba, hingga Youtube telah mengacak-ngacak pola tatanan yang telah lama hadir dengan tatanan baru sehingga dunia industri dan persaingan tidak lagi linear atau sering disebut dengan istilah disrupsi. Di Indonesia, kita mengenal merek Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka, empat pemain besar startup yang kini sudah mengkapitalisasi market Online di Indonesia. Perusahaan aplikasi teknologi informasi ini memang dinilai cocok sebagai solusi dari permasalahan yang ada di Indonesia. 

Gojek misalnya, perusahaan yang digadang-gadang sebagai unicorn pertama di Indonesia ini mampu mempekerjakan sebanyak 900.000 pengemudi dan melayani 15 juta orang setiap minggunya per desember 2017. Gojek telah berhasil memperluas segmen pasar yang masuk melalui kebutuhan transportasi ojek moderen menjadi sebuah gurita bisnis yang menyasar market lifestyle hingga financial technology. 

Begitupula Traveloka, model bisnis awal yang hanya melayani kebutuhan pembanding harga tiket pesawat secara online kini telah berkembang pesat menjadi penyedia layanan pembelian tiket pesawat, kereta api, hotel serta layanan rekreasi terbesar di Indonesia dan memperluas wilayah operasionalnya hingga kawasan Asia tenggara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura.

Kejelian menentukan ceruk pasar adalah salah satu kunci awal startup untuk tumbuh dan berekspansi lini bisnis ke yang lebih luas. Tantangan dan peluang adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Kondisi pasar yang fluktuatif mengharuskan para usahawan pandai-pandai membidik sasaran mereka agar roda bisnis mereka dapat berputar. 

Kultur Pasar adalah salah satu pertimbangan marketer dimana produk atau jasa yang mereka tawarkan dapat diterima oleh calon konsumen di tiap-tiap wilayah pemasarannya. Terkait konteks tersebut, kita tidak bisa begitu saja mengabaikan unsur budaya yang sudah tercipta pada masing-masing daerah selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad. 

Walaupun keberadaan teknologi informasi membuat garis pemisah wilayah tersebut menjadi kabur, namun universalitas budaya akan sangat sulit dibentuk. Misalnya pada salah unsur kebudayaan menurut hofstede, Indonesia memiliki kecenderungan individualitas yang rendah, itu artinya bahwa Indonesia gemar bersosialisasi dan menjalin relasi di masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan Indonesia menjadi negara dengan jumlah user media sosial terbanyak di dunia. 

Salah satu unsur budaya lain adalah yakni tingkat dari stres dalam lingkungan sosial menghadapi masa depan yang tidak diketahui atau yang disebut dengan Uncertainty Avoidance (UA). Indonesia dinilai memiliki nilai yang cenderung rendah yang artinya bahwa secara umum, orang Indonesia sudah biasa bahwa ketidakpastian yang melekat dalam kehidupan diterima dan apa adanya. Tingkat toleransi pun tinggi dikarenakan Indonesia memang memiliki suku dan etnis yang beragam, sehingga orang Indonesia secara umum lebih toleran. 

Namun, tentu saja hal tersebut tidak bisa dinilai secara linear mengingat Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa berbeda yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Selain itu, UA diyakini mengambil peranan penting dalam terbentuknya bisnis online di Indonesia. Hal tersebut berkaitan dengan beralihnya pasar dalam proses jual beli dan bertransaksi secara online, oleh sebabnya perubahan tatanan bisnis lama terus tergerus dengan tingginya tingkat penetrasi pengguna online sehingga menciptakan sebuah fenomena baru yakni revolusi industri 4.0 khususnya di Indonesia secara masif.

Tak dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki potensi pasar yang besar dan memiliki keunikan serta tantangan tersendiri dalam mengelolanya. Beragamnya suku dan budaya menjadi kekayaan tersendiri untuk Indonesia yang tidak dapat dimiliki oleh negara lain. Kebutuhan pasar yang meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi menjadi opportunity tersendiri bagi para pelaku usaha khususnya di industri digital. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun