Makalah itu dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti jenjang training di HMI. Intermediate Training namanya.
Selain arsip tersebut, saya juga melihat sebuah tulisan di kompasiana.com pada tahun 2012 lalu membahas hal tersebut.
Isi dalam tulisan tersebut menguatkan bahwa HMI memang menerima semua aliran Islam.
Pada wawancara di tempo.co, Kang Jalal menjelaskan bahwa penyebaran paham Syiah di HMI itu hanya sebatas intelektualitas. Ia menjelaskan bagaimana minat mahasiswa dalam mengonsumsi buku-buku mengenai ajaran Syiah.
Para mahasiswa mengupas buku-buku revolusi Islam Iran, mengenal Syiah, mempelajari ideologi serta filosofisnya.
Di sinilah konteks pernyataan yang harus kita pahami. Wajar saja seorang kader melahap seluruh buku. Tak ada yang menyalahkan hal itu.Â
Bukannya seorang kader HMI harus rajin baca buku? Entah itu buku apa pun. Yang penting membaca saja dulu.Â
Buku Syiah, Sunni, dan sebagainya harus dibaca. Agar kita mengerti letak sebuah perbedaan yang diciptakan Tuhan.
Sayangnya, Kang Jalal tidak menjelaskan secara rinci terkait penyebaran ajaran Syiah melalui "pelatihan kepemimpinan" tersebut. Apakah ajaran Syiah disebar pada pelatihan formal atau bagaimana?
Terkait hal itu, kita perlu melakukan wawancara eksklusif dengan beliau.Â
Sebagai organisasi berazaskan Islam dan tak condong kepada salah satu aliran, organisasi, atau mazhab tertentu, HMI begitu unik dan membanggakan.Â