Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NU Kembali ke Pesantren

8 Oktober 2022   06:14 Diperbarui: 8 Oktober 2022   06:19 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
K.H. Dr. Ahmad Najib Affandi.M.A. Sedang menyampaikan materi paada halaqah SIAP (Dokpri)

NU KEMBALI KEPESANTREN

Brebes Selasa, 4 Nopember 2022,  Silaturrahmi Alumni Pesantren (SIAP) mengadakan halaqah  dengan tema "Menghidupkan dan memaksimalkan Jam'iyah NU Brebes."  dengan pembicara K.H. Dr. Akhmad Najib Affandi, MA. Dari Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Sirampog Brebes, dan dimoderatori oleh Ahmad Sururi. Sedangkan pembicara ke dua K.H. Miftahussurur berhalangan hadir.

Ahmad Sururi, Moderator halaqah SIAP. (Dokpri)
Ahmad Sururi, Moderator halaqah SIAP. (Dokpri)


Kegiatan halaqah SIAP dihadiri para alumni pesantren yang tinggal di Brebes. Seperti Pesantren Lirboyo, Assalafiyah Luwungragi, Kempek, Al Hikmah, Buntet, Kaliwungu, Babakan Tegal, Sarang dan Tambak Beras.  Halaqah SIAP dimaksud untuk menggali bagaimana pendapat peserta tentang potret NU kedepan khusus di Kabupaten Brebes, sinergisitas dan kolabaritas antara NU yang berada di Non Struktural dengan warga NU yang ada di Struktural.

H. Lukman Nur Hakim, inisiator SIAP (Dokpri)
H. Lukman Nur Hakim, inisiator SIAP (Dokpri)


SIAP sendiri menurut inisiatornya H. Lukman Nur Hakim mengatakan, kehadiran SIAP berawal dari diskusi kecil-kecilan di pojok  Kota Brebes dengan beberapa orang dan didampingi pakar yang ahli dibidangnya,  bertempat berpindah-pindah dan dengan tema yang berbeda-beda pula.  

Halaqah SIAP kali ini yang bertempat di Islamic Center Brebes, pada hari Selasa, tanggal 4 Nopember 2022, merupakan agenda dari SIAP sendiri untuk mengadakan diskusi dengan peserta yang lebih banyak dan dikemas secara formal, dengan tema  Kam'iyah NU Brebes, yang selanjutnya dapat menjadi rekomendasi pada PC NU yang akan melaksanakan Konferensi Luar Biasa (KLB). pada hari Sabtu tanggal 15 Nopemer 2020 di Islamic Center Brebes

Diskusi  SIAP pada masa awal berbicara tentang budaya, pesantren dan rumah besar NU. SIAP ini juga menjadi bagian dari pergerakan anak-anak alumni pesantren yang ada di Kabupaten Brebes, untuk menuangkan pemikiran-pemikiranya sebagai wujud perjuangan dalam ber-NU dan  dapat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari oragnisasi NU yang menjadi rumah besarnya serta peran pesantren sendiri yang menjadi benteng dari NU dengan kegiatan ngaji  yang diselenggarakannya, Pesantren menjadi ruh pengerak yang tidak bisa dipisahkan dengan NU.
 
Dr. K.H. Akhmad Najib Affandi, MA. Dalam ceramahnya mengatakan, saya sudah hampir 22 tahun tinggal di Brebes, karena saya buat  KTP  Brebes pada tahun 2000. Saya memiliki keinginan bahwa Brebes tidak hanya menjadi kota yang hanya terkenal dengan bawang dan telur asin saja,  tetapi bagaimana menjadikan kota Brebes memiliki peran yang sangat kuat dalam menghidupkan dan memaksimalkan jam'iyah NU nya.

Sebelum menyampaikan lebih jauh tentang materi yang akan disampaikan, beliau terlebih bertanya terlebih dahulu kepada peserta halaqah, Mahiya NU, limada  Nasaah Nahdlatul Ulama, ada masalah dan pertanyaan yang sering dilupakan orang NU?,  Bagaimana Mbah Hasyim tirakat, mujahadah, wirid, dzikir, khotmil quran dan sholawat  dalam mendirikan  NU. Lalu muncul pertanyaan kembali Wa bimada dengan apa membuat, membesarkan dan  mempertahankan NU.
Menurut Gus Najib, Dulu NU biasa-biasa saja, tetapi dalam ta'lim yang sangat luar biasa. Mbah Hasyim turun langsung ke rumah-rumah untuk mengajarkan pada masyarakat dan ke madrasah bagaimana mempertahankan Akidah Ahlussunnah Waljamaah.

Perlu diketahui, besarnya NU karena tirakat, ikhlas, tawajuh dan tawassul  Mbah Hasyim. Ini yang menjadi kekuatan NU yang samar. Kadang karena samarnya sering dilupakan. Bukan yang digenjot sistem manajemennya. Bagaimana sekarang harus dimunculkan kembali model Mbah Hasyim dalam menghidupkan NU. Begitu juga dengan keberadaan Pesantren yang besar, itu karena tirakat dan riyadhah para pendirinya, bukan karena faktor manajemennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun