Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harmonisasi Guru dan Orang Tua Siswa

11 September 2022   19:33 Diperbarui: 11 September 2022   19:56 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jawaban pada Orang Tua yang Sudah Tidak Percaya Terhadap Guru yang Mendidik Anaknya.

Kunci sukses peserta didik dalam belajar, tidak semua tergantung pada satu sisi tanggungjawab dan beban yang harus dijalankan peserta didik semata.  Namun  ada sisi lain yang tidak bisa dilupakan, yaitu peran dan perilaku orang tua yang sangat luar biasa dalam menghantarkan kesuksesan proses belajar anaknya.

Orang tua ataupun wali murid dapat dikatakan menjadi kunci sukses belajar anaknya. Hal ini bila orang tua dapat melakukan komunikasi dan menghormati guru anaknya dengan baik.

Pada sisi lain, orang tua akan dapat menjadi penghalang kesuksesan belajar anaknya, bila orang tua sudah tidak percaya pada guru, apalagi sudah mencaci dan menjelekan sosok guru yang mengajarkan ilmu pada anaknya. Hal ini pula yang akan merusak keberhasilan dalam proses belajar anaknya.

Ada pelajaran  yang  sangat berharga,  tentang orang tua yang tidak memiliki adab atau mampu menjaga sopan santun bahkan menjelek-jelekan  gurunnya.

Sebagaimana yang terjadi pada sosok guru yang mulia, Syaikh Abudul Qodir Jailani, Ketika mendapatkan perilaku yang kurang baik dan sudah tidak percaya dari orang tua peserta didik, terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh beliau.

Ketidakpercayaan pada sang guru. Baik karena terkena Hoak maupun emosional sesaat, akan bertambak tidak hanya terjadi pada diri orang tua semata. Namun yang jelas anak yang tidak mengetahui apa-apa dari keputusan yang kurang baik terkena imbasnya pula.

Walapun dalam perjalananya orang tua murid menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada sang guru atas sikapnya, serta berusaha mengembalikan kembali dan meyakinkan agar anaknya di terima menjadi murid beliau, tetapi apa yang terjadi?..

Syaikh Abdul Qadir menjawab, "Bukan aku tidak mau menerimanya kembali, tapi Allah SWT. sudah menutup pintu hatinya untuk menerima ilmu. Allah SWT sudah menutup futuh-nya untuk mendapat ilmu, disebabkan seorang ayah yang tidak beradab kepada guru, maka anak yang menjadi korban."

Membaca dari apa yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani, sosok ulama yang produktif dalam berkarya, banyak memiliki jutaan murid dari berbagai Negara dan namanya sering disebut-sebut dalam berwasilah,  karena keagungan beliaulah sebagai Sultanya para wali Allah SWT.

Adab harus diatas ilmu, kerjasamalah yang baik dengan guru. Percaya dan ikhlaslah pada guru yang mendidik anaknya. Begitu pula guru sebagai penerima  amanah, harus ikhlas dan  mendidik sebaik mungkin agar orang tua bangga.

Semoga tidak ada perseturuan antara pesertadidik, orang tua  dan guru.  Hal  ini berdampak kurang baik dalam dunia pendidikan dan tidak dibenarkan. Teruslah melangka seirama antara guru dan orang tua, keduanya harus berjalan bersama-sama, seirama mendidik anak. Aamiiin.

Lukman Randusanga (11/9/2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun