Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Tipe Pencari dan Penyampai Ilmu

8 Mei 2019   22:47 Diperbarui: 8 Mei 2019   23:13 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imam  Ghozali mengingatkan kepada kita semua, untuk dapat mengambil pelajaran saat peristiwa Isra' Rasulullah SAW. Dalam kisahnya diceritakan, bahwa Rasulullah saat Isra' diperlihatkan seseorang yang bibirnya atau lidahnya dipotong oleh gunting api neraka,  kemudian Rasulullah bertanya, "Siapa anda?", kemudian orang tersebut menjawab, "saya adalah orang yang menyuruh kebaikan tetapi tidak melakukan, mencegah orang berbuat kejelakan namun saya melakukan".

Peristiwa ini, menjadi pelajaran buat kita semua. Karena tanpa disadari sering menyuruh orang shodakoh, namun yang memerintahkan jarang bahkan tidak mau shodakoh. Oleh karenanya, hati-hatilah dalam memerintah namun tidak menjalankannya. Maka berhati-hatilah dengan ancaman Allah, akan lidah yang hanya suja menyampaikan tetapi tidak melakukan. Lidah itu setiap keluar dari mulut langsung digunting  terus menerus tanpa berhenti.

Belajar ataupun ngaji, menjadi sarana untuk selalu berusaha agar tidak tergoda oleh rayuan syetan dan menjadi orang bodoh yang sangat mudah terbelenggu oleh tipu daya syetan. Sungguh akan menjadi celaka bagi orang awam tidak mau ngaji dan
orang alim  yang tidak mau beramal.

Dalam hubungan masalah manusia mencari ilmu,  terbagi menjadi 3 (tiga) tipe.

Tipe Pertama;  Seseorang  pencari ilmu yang hanya mencari ridlo Allah dan bekal untuk perjalanan ke alam akherat. Niat ini akan menjadi orang tersebut menjadi manusia yang bahagia dan beruntung.

Tipe Kedua, seseorang yang mencari ilmu dengan tujuan agar dapat pekerjaan, harta, pangkat, pertolongan, tahta, kemulyaan ini sangat dilarang. Jika seseorang dalam pencarian ilmu tersebut bukan karena Allah, kemudian meninggal dunia, maka akan dihukumi menjadi suul khotimah. Namun setelah bekerja dan menjadi orang yang terhormat, kemudian menyesali tujuan dari niat belajar awal, dengan menginfakan harta yang didapat dari bekerja ke jalan Allah SWT, atau untuk kepentingan dakwah, atau bisa disebut bertobat dari keniatan yang lainya,  maka  orang tersebut dapat digolongankan menjadi manusia yang beruntung. Sebab orang yang bertobat dari dosanya seperti orang yang tak berdosa;

Tipe Ketiga, seseorang yang mencari ilmu yang dikalahkan oleh bujuk rayu syetan. Semisal mencari ilmu untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya, menjadi manusia yang ditakuti dan memiliki pengikut banyak, pemikiran dan hatinya merasa menjadi ulama, ucapannya meledak-ledak agar menjadi tekenal dan hebat seperti para cendikia. Padahal dalam dirinya yang ada hanya ketamakan dunia lahir batin.

Tipe pencari ilmu yang ketiga ini, termasuk golongan yang binasa, dungu, dan tertipu. Golongan ketiga ini tidak bisa diharapkan bertobat karena ia tetap beranggapan dirinya termasuk orang baik. Ia lalai dari firman Allah Swt. yang berbunyi:

"Wahai orang-orang yang beriman. Mengapa kalian mengatakan apa-apa yang tak kalian lakukan?!" (Q.S. ash-Shaff: 2).

Ia termasuk mereka yang disebutkan Rasul saw.; "Ada yang paling aku khawatirkan dari kalian ketimbang Dajjal." Beliau kemudian ditanya, "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ulama su' (buruk)." Sebab, Dajjpal memang bertujuan menyesatkan, sedangkan ulama ini, walaupun lidah dan ucapannya memalingkan manusia dari dunia, tapi amal perbuatan dan keadaannya mengajak manusia ke sana.

Padahal, realita lebih berbekas dibandingkan ucapan. Tabiat manusia lebih terpengaruh oleh apa yang dilihat ketimbang mengikuti apa yang diucap. Kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatannya lebih banyak daripada perbaikan yang disebabkan oleh ucapannya. Karena, biasanya orang bodoh mencintai dunia setelah melihat si alim cinta pada dunia. Ilmu pengetahuan yang dimilikinya, menjadi faktor yang menyebabkan para hamba Allah berani bermaksiat pada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun