"Sebuah video berdurasi 2.19 menit, beredar luas di media sosial. Dimana sejumlah massa yang hendak membakar poster bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS). Uniknya, upaya massa membakar poster tersebut gagal, walau sudah diguyur bensin" (Sumber: viva.co.id)
Konten dalam video yang beredar di media massa memperlihatkan aksi massa yang menginjak, melempar, merobek hingga percobaan pembakaran spanduk foto Habib Rizieq. Video tersebut viral dan dipastikan sudah ditonton oleh banyak orang.Â
Pasca beredarnya video yang tidak patut dicontoh tersebut, mengundang reaksi dari warganet yang menontonnya dan mengecamnya. Tindakan semacam itu tergolong tindakan provokatif. Pasalnya, dalam konteks ini, Habib Rizieq merupakan seorang tokoh Islam yang dihormati. Secara otomatis kejadian dalam video tersebut memancing kemarahan umat Islam.Â
Jika diperhatikan, aksi tersebut terorganisir. Ada peran penting dari satu atau beberapa orang yang menginisiasi aksi tersebut. Adapun motif aksinya jika mendengar paparan dari orator dalam aksi tersebut ialah sebagai berikut.
"Manusia di foto ini adalah sampah. Dia tidak berguna lagi. Jadi tidak ada tuntutan bahwa kita mencemarkan nama baik karena dia sudah mengkhianati negeri ini, tidak mengakui kemenangan Pak Jokowi, dan bahkan dia tidak meminta bantuan kepada Pak Jokowi," kata seorang orator berkacamata hitam. (Sumber: fajar.co.id)
Lebih lanjut menyampaikan "Jadi silahkan saja teman-teman, ini manusia sampah yang tidak boleh ada di sini. Dan ketika nanti mau pulang, kita tolak ramai-ramai," tegasnya.
Narasi yang Ia sampaikan sarat dengan pernyataan bernilai provokatif. Berkata kotor dan bahkan mengancam mengajak massanya untuk menolak kedatangan Habib Rizieq jika pulang ke Indonesia.Â
Aksi semacam ini tidak boleh diberi ruang. Sebab hanya akan menimbulkan masalah baru kemudian hari. Khawatirnya adalah reaksi dari pihak yang merasa tidak terima dengan perlakuan massa aksi dalam video tersebut. Maka kemudian perpecahan terjadi dan sangat menggangu kondusivitas kehidupan berbangsa dan bernegara kita.Â
Maka olehnya, pihak berwenang harus memiliki perhatian khusus soal keamanan negara ini. Mulai dari sosialisasi pentingnya persatuan Indonesia hingga tindakan represif terhadap oknum yang melakukan tindakan memecah belah persatuan Indonesia.
Bukankah kita menginginkan Indonesia yang rukun dan damai?!