Mohon tunggu...
luki zakaria
luki zakaria Mohon Tunggu... -

Nubie selalu nubie karena memang harus belajar terus jadi kerasa nubie terus dalam segala hal, penyiar , suka ngomong... suka berfantasi. its me !!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Jokowi

2 Juli 2014   18:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:49 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya masih inget hari itu, tapi saya tidak inget tepatnya, tapi detail moment itu saya inget betul. Sore itu ketika selesai kuliah saya duduk diparkiran dan teman-teman saya sedang sibuk membicarakan walikota mereka yang baru namanya pak Joko Widodo atau biasa dipanggil Jokowi, saya sama sekali tidak tertarik karena bagi saya semua pejabat sama saja, apalagi saya sebagai pendatang di kota Solo tentu punya lebih banyak alasan untuk tidak peduli.

Sampai akhirnya pada suatu sore saya diajak teman saya namanya Adji Endra Kusuma untuk menemani dia melayat ke rumah kakek temannya, disitu pelayat mulai saling berbisik intinya mereka bilang kalo almarhum yang veteran perang itu sangat dekat dengan pak Jokowi dan ada kemungkinan beliau datang, saya mulai agak penasaran, belum lama setelah saya menguping tanpa ada aba-aba, tanpa ada pengawal terlebih dulu, tanpa ada sambutan berlebihan, sosok pria berumur 40-an saya kira, dengan memakai kemeja hitam dan potongan rambut sederhana serta krempeng (kurus), lewat depan saya dan tersenyum sederhana kepada saya dan orang2 disekitar saya, dan dengan sedikit menunduk dia masuk ke ruang tamu tempat jasad dibaringkan, dia berdoa dan sholat jenazah sendiri. Melihat penampakan yg tiba2 itu tentu orang disekitar saya saling berbisik itu kan pak walikota , kok cuma gitu ya, kok sendirian ya, dll banyak celotehan yg saya dengar. Saya sendiri masih berusaha memastikan apa benar itu pak Walikota. Setalah dia lewat kedua kalinya saya baru yakin, orng yg tersenyum ke saya terlebih dahulu itu adalah walikota, tanpa baju layaknya pejabat, tanpa pengawal bahkan dia memakai payung sendiri !!!, saya benar2 ngerasa ini org gila, atau org bodoh kok mau2 nya apa2 sendiri, mana pengawalnya, usut punya usut dia memang kemana-mana hanya sama supirnya saja, Pejabat macam ini gumam saya, dari situ saya makin penasaran dengan sepak tejang beliau.

Tapi ternyata rasa penasaran saya hanya bersifat sementara karena banyak program yg beliau jalankan sangat terlihat, istilahnya kita tidak perlu susah-susah mencari  apa kerjaan pejabat ini, tidak seperti pejabat lain yg saya tidak merasakn kinerjanya secara nyata, di Solo terasa betul, bagaimana taman balekambang yg saya merasakan sendiri transisi nya dari taman kota tak terurus dan banyak buat mesum disulap menjadi taman kota yg luar biasa. Depan Terminal Tirtonadi yang sangat kumuh disulap menjadi taman sekaligus halte yang sangat nyaman, perempatan Dr OEN (kalo tidak salah) yg sebelumnya tempat pembuangan sampah dirubah menjadi jalur hijau yang memikat, kepengurusan KTP dan surat2 lainya menjadi relatif lebih cepat, apalagi masalah pemindahan PKL yang fenomenal itu.Saya yang awalnya merasa salah pilih kota untk kuliah menjadi makin cinta dan bangga menjadi bagian dan saksi perubahan kota Solo. Tahun berganti tahun akhirnya tiba saya Lulus kuliah dan mau ga mau harus merantau ke Jakarta karena sebagai lulusan advertising, Jakarta lebih menjanjikan tantangan dan kemakmuran. Saya jujur agak sedih karena sewaktu saya meninggalkan Solo banyak kegiatan yang mulai dilirik banyak pihak seperti SIEM, Solo Batik Carnival, oya saya masih inget bagaimana beliau membuat ciamik daerah beteng dengan adanya Galabo dan pembangunan patung Slamet Riyadi itu merupakan hasil karya yang cerdas menurut saya. Nah akhirnya saya harusf pergi dari kota Indah itu, kesedihan saya bawa ke Jakarta dan menyibukkan diri, tapi karena kangen saya masih sering menyempatkan ke solo walau cma weekend. Saya kangen perubahan, saya rindu euforia masyarakat yang bangga akan pemimpinnya. Orang Solo yang tadi nya lirih menyebut solo ketika ditanya orang mana sekarang lebih lantang dan bangga menyebut enggeh kulo tiyang SOLO..

Ternyata harapan saya mulai terwujud ketika mulai ada kusak-kusuk kalo bapak kurus itu mau memdaftar menjadi gubernur, saya girang saya bahagia harapan saya untuk merasakan euforia itu kemungkinan tercipta lagi.Dan benar saja harapan itu menjadi kenyataan dan gerakan perubahan langsung terasa,. warga jakarta yg tadinya hopeless terhadap pemimpinnya sekarang mulai peduli dan berani berharap akan adanya perubahan yang positif. Gelombang dudkungan terus mengalir dan Jokowi memenangkan dengan gemilang persaingannya dengan Fauzi Bowo, Apa yang jadi ciri khas nya kembali terlihat , turun ke lapangan, kerja nyata (Tanah Abang, waduk pluit, Ria Rio, MRT) sudah mulai melegakan dahaga masyarakat Jakarta akan perubahan dan saya sering bilang ke teman2 saya, kalo saya org yang beruntung karena sudah dua kali merasakan perubahan itu, di Solo dan di Jakarta, Jujur saya addict dengan perubahan2 yang beliau lakukan, saya sangat berharap bapak kurus ini diberi amanat untuk memimpin Indonesia, karena saya yakin semua masayarakat Indonesia berhak merasakan apa yang saya rasakan. Saya rasa sempurna kalo saya merasakan perubahan itu  3 kali atau hattrick !! Di Solo, Jakarta dan Indonesia !!! salam 2 jari !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun