Mohon tunggu...
Luki Prasetya
Luki Prasetya Mohon Tunggu... Animator - Manusia biasa

Tidak ada ilmu yang tak berguna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bangkitnya Pahlawan Perisai (Chapter 1)

13 Februari 2020   12:15 Diperbarui: 13 Februari 2020   18:24 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku yang betul-betul terlihat tua ini jatuh dari raknya begitu saja. Judulnya sangat sulit untuk dipahami, dan aku menebak siapapun yang terakhir membacanya nggak menaruhnya kembali ke tempatnya dengan baik. Terserahlah. Mungkin udah takdir aku menemukannya, aku membawa buku tersebut ke meja, duduk, dan membukanya.

*Flip... Flip...* (sfx membalik halaman)

Ini adalah tipe buku yang dimulai dengan memberitahumu tentang dunia fantasi itu sendiri. Ringkasnya, buku ini kayaknya tentang sebuah dunia yang berbeda, dunia dengan sebuah ramalan kehancuran yang perlu dikhawatirkan. Ramalan itu mengatakan bahwa akan ada banyak gelombang kehancuran besar yang akan menghantam dunia sampai nggak ada yang tersisa. Untuk mencegah bencana dan lolos dari kehancuran tersebut, orang-orang akan memanggil para pahlawan dari dunia lain untuk datang dan menyelamatkan mereka. Atau sesuatu seperti itulah.

Hmm, yah idenya kayak sangat klise sekarang, tapi sesuatu tentang buku tersebut setua itu terasa ironis namun segar.

Jadi keempat pahlawan tersebut masing-masing memiliki sebuah senjata.

Pedang, tombak, busur, dan perisai.

Aku mulai mengernyit pada isinya. Maksudku, saat kau berpikir tentang hal itu, sebuah perisai bukanlah senjata. Yah, aku mulai membaca terus.

Mereka berempat melakukan perjalanan untuk berlatih, mengumpulkan kekuatan, menyempurnakan diri mereka sendiri, dan menghentikan ramalan kehancuran dunia.

Kepalaku tersentak. Aku hampir tertidur dikursi. Itu semua berlebihan, aku menguap. Dan bukunya begitu bergaya tua. Maksudku, sama sekali nggak ada heroin yang cantik.

Satu-satunya ceweknya adalah sang putri, dan dia mengerikan karena dia manipulatif dan terobsesi dengan para pahlawan. Dia terus melemparkan tatapan menggoda pada para pahlawan, dan mengadu domba mereka. Aku berharap dia akan memilih satu dari mereka dan berfokus pada pilihannya.

Sang Pahlawan Pedang sangat aktif dan kuat, sang Pahlawan Tombak menghargai dan melindungi teman-temannya, dan sang Pahlawan Busur nggak akan pernah mentolerasi ketidakadilan. Semua pahlawan adalah orang baik dengan kepribadian yang bagus. Nggak banyak kisah seperti itu di jaman sekarang. Apa kau tau kisah dimana semua karakter berbagi sorotan protagonis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun