Mohon tunggu...
Mochamad Luqmanul Hakim
Mochamad Luqmanul Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya merupakan Mahasiswa S1 Manajemen di Universitas Airlangga. Hobi saya adalah membaca buku dan menulis cerita dalam bentuk novel ataupun cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Trem dan Kemacetan Kota

7 Juli 2022   00:07 Diperbarui: 7 Juli 2022   00:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Trem merupakan salah satu jenis transportasi sebagai salah satu solusi guna menjawab permasalahan kemacetan yang marak terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Trem atau tram merupakan satu set kereta yang merupakan gabungan dari dua kereta yang lebih pendek daripada kereta pada umumnya. 

Trem kurang lebih memiliki bobot sebesar 20 ton layaknya bus dan memiliki lintasan khusus yang menyatu dengan jalan raya. Trem dibekali energi listrik sebagai bahan bakar operasional sehingga dapat dioperasikan guna mengatasi kemacetan di perkotaan (Wikipedia).

Banyak orang salah paham dan mengartikan trem sebagai LRT (Light Rail Transit). Faktanya, sekilas dapat diamati bahwa trem memiliki gerbong yang lebih pendek dari LRT, yaitu 1 sampai 2 buah gerbong saja, sedangkan LRT memiliki gerbong sejumlah 3 sampai 6 buah. 

Lintasan tempat trem melintas kebanyakan menyatu dengan jalan raya tempat kendaraan umum seperti bus kota atau kendaraan pribadi melintas. 

Selain itu,trem hanya diperbolehkan melintas dengan kecepatan rendah (ada keterangan ngga berapa kecepatannya per jam?). Alasan utama yang mendasari hal ini adalah bahwa jumlah pengguna jalan raya yang tinggi sehingga untuk mengurangi potensi terjadinya kecelakaan, maka trem harus beroperasi dengan kecepatan rendah (arifdoank pada kaskus.co.id).

Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki trem, penggunaan tren ini sempat dilarang pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Hal ini disebabkan karena penggunaan trem mengingatkan pada masa kejayaan Hindia-Belanda, sedangkan saat itu, pemerintah menginginkan model transportasi lain, yakni metro. 

Namun, karena terbatasnya dana, pembangunannya terpaksa ditunda. Hal ini tentu sangat merugikan Indonesia saat itu (Adriansyah Yasin dalam Kumparan).

Keuntungan dari keberadaan trem adalah masyarakat Indonesia dapat menempuh perjalanan lebih cepat daripada kendaraan lainnya. Alasannya adalah trem seperti kereta pada umumnya yang tidak terhalang hambatan seperti kemacetan. Selain itu, masyarakat tidak perlu merasakan kelelahan yang berlebihan saat melakukan perjalanan menggunakan mode transportasi lainnya seperti sepeda motor.

Keuntungan lainnya adalah masyarakat dapat dengan mudah mencapai tempat tujuan. Karena jika dibandingkan dengan MRT, trem bisa lebih banyak menjangkau tempat-tempat tujuan seperti halnya bus kota atau angkot. Hal ini tentunya sangat membantu masyarakat untuk menghemat waktu dan tenaga untuk bisa benar-benar sampai di tempat tujuan.

Pentingnya peranan transportasi dalam kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan tidak dapat disangkal lagi. Dengan tersedianya prasarana dan sarana transportasi maka akan terselenggara pelayanan transportasi yang berkapasitas mencukupi, lancar, aman (selamat), nyaman dan murah (Rika Annisya, 2015).

Selain itu, ketika masyarakat dapat melangsungkan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, maka perkembangan negara tersebut pun menjadi lebih cepat. Dari kriteria tersebut, trem memenuhi kriteria yang telah dijelaskan diatas sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah.

Sebuah data menunjukkan jumlah trem yang terdapat pada 2 negara di Asia, yaitu China dan Jepang. Kedua negara tersebut memiliki Trem di kota-kota besar yang mereka, masing-masing berjumlah 34 kota di China dan 19 kota di Jepang (Michael Taplin, 2013).

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa negara China dengan jumlah penduduk sebesar  1,402 miliar jiwa dapat memfasilitasi masyarakatnya untuk bermobilitas dengan nyaman dan aman menggunakan trem. Begitu juga Negara Jepang, meskipun jumlah masyarakatnya lebih sedikit tetapi dapat menjadi negara maju berkat fasilitas transportasi umum yang dimilikinya.

Faktor lainnya adalah mengingat keterbatasan bahan bakar minyak yang dimiliki Indonesia di masa depan dan potensi habisnya bahan bakar minyak yang selama ini kita gunakan untuk berbagai keperluan. 

Trem dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk mengatasi persoalan kendaraan dengan bahan bakar yang dapat terbarui, ramah lingkungan, dan mudah didapat sehingga dapat digunakan untuk jangka waktu panjang.

Tidak hanya itu, keberadaan trem juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat yang masih berstatus pengangguran Indonesia. Karena meskipun di masa depan perkembangan AI sangat maju sehingga dapat menggantikan sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, namun tenaga manusia masih diperlukan untuk mengelola dan merawat agar trem masih dapat berfungsi dengan baik dan aman untu digunakan oleh masyarakat.

Implementasi penerapan tren sebagai sarana transportasi yang dapat digunakan untuk memecah kemacetan do perkotaan dapat dilihat di kota Nottingham, Inggris, yang menyerahkan pihak swasta dalam menjalankan dan mengelola Trem tersebut. 

Meski pemerintah yang memiliki regulasi dan kebijakan lainnya, pihak swasta dapat diberikan wewenang dalam mengelola dan merawat trem ini agar tetap dapat beroperasi dengan maksimal (Melia Damayanti, dkk, 2015).

Begitu banyak keuntungan dan keunggulan dengan dihadirkannya kembali trem ke Indonesia. Selain dapat mengurangi kemacetan, trem juga berdampak terhadap lingkungan, diantaranya untuk mengurangi polusi, membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pengangguran, meningkatkan output kerja dari pengurangan rasa lelah berlebih yang didapat dari mobilisasi, dan dapat menjadi solusi dalam mengurangi penggunaan minyak sebagai bahan bakar kendaraan.

Trem juga dapat digunakan para wisatawan asing untuk bermobilitas lebih cepat dan efisien. Akibatnya, jumlah wisatawan asing ke Indonesia bertambah banyak dan dapat meningkatkan pemasukan negara.

Keuntungan-keuntungan tersebut akan secara nyata didapatkan apabila pemerintah menerbitkan sebuah regulasi tentang kewajiban pengadaan trem dapat memberikan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya trem di Indonesia guna mengurai kemacetan khususnya di kota-kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jakarta, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun