Mohon tunggu...
Lukas Danang Wibowo
Lukas Danang Wibowo Mohon Tunggu... Atlet - a runner :)

Om-om tanggung yang menolak tua dan mendedikasikan pagi harinya untuk berlari.

Selanjutnya

Tutup

Atletik

Mandiri Jogja Marathon 2019: Jogja, Padamu Aku akan Kembali!

21 Mei 2019   21:49 Diperbarui: 21 Mei 2019   22:17 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada halaman yang tersapu bersih, pagar daun tetean yang sudah sengaja dirapikan, juga suara kring-kring yang dibunyikan saat Pak Tani dan para pelari berpapasan. Ah, Jogja indah sekali!

Di sepanjang jalur ini, ada yang sangat melekat di ingatanku, yaitu ketika melihat sepasang kakek dan nenek sedang memadu kasih.. Kakek yang sekilas terlihat keriput itu memijiti Nenek yang duduk di kursinya. Saat kakiku mendekati lintasan di samping pekarangannya, mereka senyum dan melambaikan tangan. Dalam benakku terbesit doa, semoga nantinya aku dan istriku bisa seperti mereka, berbagi kasih sampai menua.

Ketika melintasi area persawahan yang sebagian sedang dipanen dan sebagian lainnya sedang ditanam, aroma hijaunya pagi bercampur lumpur sungguh menghadirkan sensasi yang menyegarkan jiwa. Sapa hangat para petani yang sengaja menghentikan sejenak aktivitas mereka untuk menyapa rombongan pelari, dan gemercik air irigasi yang mengalir jernih benar-benar kombinasi yang elegan dan susah diungkapkan. Belum lagi sayup bayang Merapi yang dari kejauhan seolah memperhatikan kegiatan ini dari awal sampai akhir. Memasuki kompleks Candi Prambanan, aku seperti masuk ke peradaban yang tak pernah terduga. Sekejap aku langsung merasa event lari kali ini menarik sekali. Tiba-tiba saja seperti membuat janji pada diri sendiri, kalau tahun depan aku pasti ikut lagi.

Walaupun kami menamakan diri om-om tanggung menolak tua, di dunia lari kami benar-benar belajar bahwa age just a number. Kami yang di usia 30 tahun dan masih saja tak punya target muluk-muluk untuk menyentuh garis finish 42 K ini, masih percaya bahwa ada tante-tante paruh baya yang dengan dandanannya tetap ceria dan photogenic di garis finish, ada bapak-bapak dengan usia 58 tahun yang nyetir sendiri dari Jakarta ke Jogja untuk ikut Mandiri Jogja Marathon kategori FM, dan masih nyetir sendiri pulang ke Jakarta pascalomba.

Dalam event lari kali ini, aku senang karena aku bisa memberikan kejutan untuk istriku yang berdiri di samping garis finish dengan catatan waktu 6 jam lebih 12 menit. Saat melihatnya, kecepatan lariku bertambah untuk menghampiri dan memeluknya. Awik mencapai garis finis di belakangku, dia berhasil menorehkan waktu 6 jam lebih 19 menit dan Herry berlari paling belakang di antara kami, catatan waktunya 7 jam 13 menit. Kami bertiga berhasil mendapatkan medali Full Marathon!    

Foto om-om tanggung urut dari kiri: Herry, Danang, Awik
Foto om-om tanggung urut dari kiri: Herry, Danang, Awik

Di dunia lari kita belajar melewati batas kemampuan diri, di dunia lari kita belajar tak mencemooh bentuk  dan bahasa tubuh, karena arena di balik usia, rambut putih, dan gimmick lari yang kadang tak elok, tubuh-tubuh yang terlihat renta,  menyimpan endurance yang luar biasa. Menyimpan tubuh yang menghasilkan banyak adrenalin sekaligus endorfin, sehingga rasa lelah hanyalah fana.

Tetaplah berolahraga berapa pun usia kita, berapa pun berat badan kita, bagaimana pun bentuk tubuh kita. Karena dari olahraga, kita bisa tertawa lebih lama. Dari olahraga kita bisa selalu membuat batasan baru pada kemampuan kita, juga mengenal diri kita.

Dan akhirnya, seperti berkata pada Jogja, tunggu kami di tahun depan dan tahun depannya lagi. Karena Mandiri Jogja Marathon akan tetap kami ikuti setiap tahun demi tahun, hingga kami menua dan bisa mengajak cucu kami berlari bersama-sama. Om-om tanggung ini tidak akan jera mengunjungimu. Sampai jumpa tahun depan!

Terima kasih MandiriJogjaMarathon2019!

Mental transformation takes time, but it becomes easier with familiarity. Don't entertain unrealistic expectations; it doesn't take place quickly. It requires patience and determination over months and years, but if you keep it up, at the end of your life you'll be content. ~Dalai Lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun