Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Salahkah Aku

9 November 2022   10:30 Diperbarui: 9 November 2022   10:36 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap pagi ada gadis kecil jalan  cepat -cepat dengan kepala menunduk  lewat depan  rumah di pinggiran kota Denpasar Bali, usianya sekitar 7 tahun  badanya kurus, putih, rambutnya lurus sebahu jarang disisir,  pakaian seragam nya lusuh kelihatan jarang diseterika dan tas sekolahnya diselempangkan  ukurannya   agak kebesaran dibandingkan tubuhnya yang mungil.  Bila berpapasan dengan ibu-ibu tetangganya selalu menegur dengan hormat “selamat pagi bu” cerita tetangga- tetanga disini , ibu -ibu sering memanggilnya  “Shelly - Shelly berhenti sebentar” karena ibanya para ibu tetangga, Shelly berhenti dengan  tangannya yang putih kecil menerima   sepotong roti yang dibungkus plastik dari ibu- ibu, kemudian dimasukkan ke kantong rok birunya sambil tersenyum dan tidak pernah lupa mengucapkan terimakasih dengan senyum kecilnya.

 Para tetangga- tetangga disini mengenal  anak yang wajahnya terlihat semburat menderita  ini Bernama  Shelly, tinggal di ujung jalan yang  rumahnya  dikelilingi sawah, rumah memanjang  dengan pagar tinggi dari besi  selalu tertutup rapat. Letak rumah Shelly di jalan yang tidak terlalu lebar tetapi jalannya halus khas jalan jalan di Bali, dipinggirran Kota Denpasar.

Udara Pagi terasa dingin, jalan aspal dipinggiran kota Denpasar masih kelihatan basah  karena hujan semalam,tetapi suasana masih sepi, belum ada lalu Lalang orang maupun kendaraan, beberapa ibu ibu mulai menyapu halaman rumahnya, biasanya jam -jam seperti ini Shelly lewat. Tapi ditunggu- tunggu Shelly belum lewat , “Shelly kok belum lewat ya”, tanya ibuk yang rumahnya dekat  rumah Shelly  kepada  ibu lainnya. Hari berikutnya ibu- ibu yang tinggal disekitar rumah Shelly mulai bertanya tanya satu dengan yang lainnya “ada apa gerangan dengan Shelly, apa sakit?”

Mereka  bersama -sama sepakat  untuk mendatangi rumah Shelly ingin mencari tahu keadaan Shelly dan sesampainya didepan rumah Shelly , pintu pagar dari besi yang relatif tinggi itu terkunci rapat.  Saat berdiri didepan pagar rumah Shelly tercium bau yang tidak sedap karena dihalaman rumahnya terdapat kandang ayam. Disebelahnya terdapat beberapa kamar kamar sedang paling belakang terlihat ruang   terbuka ditanami pohon pisang.Karena ditunggu beberapa saat pintu pagar tidak dubuka dan tidak ada orang yang keluar, para ibu -ibu sepakat besok akan mendatangi sekolahan Shelly.

Pagi benar ibu- ibu berangkat bersama -sama ke sekolah Shelly, setibanya di sekolah dasar yang tidak jauh dari lokasi rumah Shelly, ibu-ibu langsung menemui Kepala sekolahnya, kepala sekolahny sedikit kaget mengapa banyak ibu-ibu datang, setelah menanyakan maksud dan tujuannya salah satu yang datang  menanyakan tentang Shelly.  Oleh kepala sekolah dipanggilkan walikelasnya Shelly , disitulah ibu-ibu mengetahui keadaan Shelly, ternyata sangat memprihatinkan,cerita wali kelasnya,  Shelly sering tertidur di kelas ,” kenapa tertidur Shelly? Capek bu ,ngantar pesanan telur dan setelahnya memberi makan ayam”,  sering  berangkat sekolah tidak sarapan sehingga pada waktu siang kelaparan , guru-guru membelikan makan dan yang paling memprihatinkan lengannya sering  terlihat lebam biru-biru setelah didesak baru mengaku  katanya dipukuli ibunya.

Ibu-ibu pulang dari sekolahan Shelly terdiam terlarut dengan pikirannya sendiri, mendengar cerita yang memilukan dan mengusik hati nurani para ibu -ibu, Shelly yang seharusnya hari- hari penuh keceriaan, dengan dunia bermainnya tetapi keadaan sangat berbeda  penderitaan  yang dirasakannya, mungkin Shelly sendiri tidak tahu kenapa diperlakukan ibu tirinya seperti ini, yang selama ini bersikap baik saat Bapak angkatnya  masih ada tetapi setelah bapaknya meninggal, ibu tirinya berubah sikap sangat tidak manusiawi.

Kenangan tentang Shelly bagi ibu- ibu  setelah mendengar cerita wali klasnya membuat  rasa pilu dan timbul rasa empati yang mendalam, kemudian mereka sepakat untuk mendatangi pak RT dilingkungan mereka untuk melaporkan informasi tentang Shelly  dan ingin mengetahui bagaimana keadaan Shelly sekarang.  Ibu- ibu dengan tidak menghiraukan rasa Lelah dan dorongan belas kasihan terhadap nasib Shelly , langsung menuju rumah pak RT dan menceritakan berita- berita yang diperolehnya dari penjelasan dari sekolah Shelly serta  beberapa hari tidak melihat Shelly lewat di depan rumah mereka. Pak RT merespon dengan cepat laporan warganya .

Pak RT dan ibu-ibu rame -rame mendatangi rumah Shelly yang jaraknya tidak terlalu jauh, sesampai dirumah Shelly , seperti biasa pintu gerbang besi rumah tertutup rapat, Pak RT mengucapkan salam “permisi.. permisi.. dengan suara agak keras memanggil nama Shelly .. Shelly Shelly “  tetapi tidak ada yang keluar pak RT sedikit tidak sabaran  mulai memukul- mukul pintu gerbang besi dengan batu, pintu rumah dibuka sebentar, Nampak seorang ibu setengah baya dengan wajah kurang senang berteriak “ada apa, ibu ibu menjawab, Shelly dimana bu?ngak ada “ jawaban dari dalam pagar sambil masuk Kembali dan menutup pintu.

Peristiwa ini membuat timbul keresahan dan kemarahan  dari penduduk dilingkungan rumah Shelly, malah ada yang mengusulkan untuk mendobrak pagar rumah Shelly, keresahan warga ini akhirnya dilaporkan oleh pak RT kepada Polsek setempat. Mendapat laporan dari pak RT, Polsek bergerak cepat mengirim beberapa Anggota Polsek mendatangi rumah Shelly guna mendapatkan fakta dilapangan. Info yang didapat dari ibu angkat Shelly bahwa Shelly lari dari rumah. Informasi ini membuat masyarakat dilingkungan  makin tidak puas dan bergejolak, hingga akhirnya permasalahan di ambil  tingkat Polres.

Tim reserse polres turun kelapangan dan langsung melakukan pencarian di rumah Shelly dan menanyakan kronologis Shelly menghilang kepada seluruh penghuni dirumah tersebut. Informasi yang didapat simpang siur dan makin tidak jelas ,  hal ini makin membuat apparat kepolian curiga sehingga di lakukan  pengledahan  rumah  secara keseluruhan, sesuatu yag mencurigakan  bagi tim reserse, di sudut  belakang rumah terlihat tanaman pohon  pisang yang kelihatan  baru ditanam, ternyata pohon pisangnya hanya ditancapkan saja, membuat makin curiga, kemudian digali lagi agak dalam   ditemukan mayat anak kecil yang sudah mulai bau busuk , dan ternyata itu mayat Shelly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun