Mohon tunggu...
luis alvarisi
luis alvarisi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dampak Jurnalisme Multimedia Terhadap Konten, Karakteristik, dan Pekerja Media

9 Oktober 2017   22:55 Diperbarui: 9 Oktober 2017   23:21 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kehadiran jurnalisme multimedia membawa dampak terhadap konten media itu sendiri. Pada jaman konvergen seperti ini, ruang lingkup jurnalisme telah berkembang dengan hadirnya multimedia. Perkembangan ini sebagai alternatif dalam produksi dan konsumsi konten berita konvensional. Masyarakat menjadi lebih familiar dengan munculnya grafik, video, ataupun gambar sebagai elemen tambahan dalam jurnalisme.

Menggabungkan gambar, audio, dan kata-kata dalam konteks multimedia, akan membawa pada memori dan pemahaman konten yang lebih baik. Kita dapat melihat penyampaian berita dengan jurnalisme multimedia dalam sebuah laporan berita yang dipublikasikan melalui Internet, dengan memasang wawancara video real-time korban gempa bumi dengan sebuah bagan yang menjelaskan berbagai skala gempa, secara efisien dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang pengetahuan tentang gempa bumi.

Kini multimedia dalam praktik jurnalisme telah menggabungkan beberapa elemen lain yakni pada jenis tulisan panjang dan mendalam (Barnhurst, 2013). Jenis tulisan ini dikenal dengan istilah "longform journalism" yakni teknik penulisan naratif di media digital yang dilengkapi dengan elemen-elemen multimedia seperti video, infografik, peta, animasi, foto dan seterusnya. Penggabungan dua jenis jurnalisme ini disebut dengan istilah jurnalisme multimedia longform (Jacobson, 2012; Dowling and Vogan, 2014; Jacobson, dkk, 2015; Hiippala, 2016).

Pengguna bukan lagi hanya membaca teks, tetapi juga menonton video, mendengarkan audio, mengomentari melalui kolom komentar, dan lain sebagainya (Deuze, 2004: 145). Pengguna semakin ke sini semakin membentuk kompetensi kultural yang mengarah pada multitasking (Deuze, 2004: 146-147). Di sisi lain, praktik jurnalisme multimedia ini memaksa jurnalis bekerja dalam tim kolaboratif (Deuze, 2004: 146). Dalam hal produksi konten, jurnalis-jurnalis ini tidak hanya menulis teks tetapi juga menyajikan dalam beberapa medium gambar, video maupun infografik. Sehingga, perubahan ini turut menggeser prinsip kerja jurnalis dari individuaslitik ke kerja sama tim.

Pekerja media sebagai penyedia berita menyadari bahwa internet memiliki pengaruh besar sehingga memang ingin memigrasikan pembaca dari media cetak fisik ke digital. Melalui hal ini, pekerja media memperluas sasaran khalayak melalui penggunaan berbagai platform, celah periklanan sebagai 'penggerak' utama produksi media juga ikut terbuka lebar.

Melalui penjualan digital, persentase pendapatan keuntungan yang didapatkan cenderung besar walaupun media cetak fisik tetap mempertahankan dan mengandalkan distribusi sebagai pemasukan. Kedua, munculnya generasi digital yang tumbuh berdampingan dengan perkembangan teknologi membuat penyedia berita harus menyesuaikan format berita agar tidak kehilangan khalayaknya. Generasi digital yang umumnya adalah generasi muda cenderung memiliki minat baca yang rendah.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana manajemen pada sebuah media online dilakukan? Bagaimana pengelolaan media mulai dari struktur organisasi, SDM, infrastruktur teknologi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akhirnya bermuara pada persoalan mendasar berkaitan dengan situs berita, yakni bagaimana manajemen redaksional dijalankan pada media online? Tidak seperti media yang berbasis cetak, manajemen redaksional situs berita bekerja sejalan dengan karakter berbeda yang dimiliki oleh media online, baik dalam hal manajemen pemberitaan, pengelolaan rubrikasi, editing, dan hal-hal teknis jurnalistik lainnya.

Situs berita dirancang untuk diakses secara gratis oleh pembaca. Oleh karena itu, sejak kemunculan pertamanya, para pengelola sudah memikirkan bagaimana agar situs berita mampu mendapat dukungan iklan. Upaya meneliti bagaimana langkah-langkah pengelolaan situs berita di Indonesia menjadi relevan untuk melihat bagaimana problematika yang dihadapi dalam pengelolaan situs berita. Spektrum persoalan seputar finansial sebagai konsekuensi dari media berbasis dua muka (pembaca/pengakses dan pengiklan) akan menjadi warna tersendiri dalam upaya melihat manajemen redaksional dalam situs berita.

Terdapat tiga kelompok situs berita dalam kaitannya dengan isi.

  • Model situs berita yang banyak digunakan oleh media berita konvensional, yakni sekadar merupakan edisi online dari medium induknya. Isi orisinilnya diciptakan kembali oleh internet dengan cara mengintensifkan isi dengan kapabilitas-kapabilitas teknis dari cyberspace. Sejumlah fitur interaktif dan fungsi-fungsi multimedia ditambahkan. Isinya di-update lebih sering daripada medium induknya. Washington Post Online (www.washingtonpost.com), CNN Interactive (www.CNN.com), dan BBC News Online (www.BBC.co.uk) adalah contoh-contoh tipikal tipe ini.
  • Bentukan situs Web-nya berisikan orisinalitas indeks, dengan cara mendesain ulang dan merubah isi dari berbagai media berita. Saloon.com atau Slate and Drudge Report.com masuk ke dalam tipe ini. Situs ini memendekkan portal-portal pemberitaan melalui indeksisasi dan kategorisasi, hasil seleksi berbagai media berita dan isi mereka. Berbagai model situs ini terfokus pada isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan kelompok-kelompok tertentu, serta membuat saluran pertukaran pikiran dan diskusi interaktif dengan pembacanya.
  • Situs berita yang berisi diskusi dan komentar-komentar pendek tentang berita dan media. Media-media watchdogs masuk ke dalam kelompok ini. Mereka menjadi saluran untuk diskusi masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat.

Melalui kacamata pendefinisian suratkabar digital, yakni ebuah entitas yang merupakan integrasi media massa konvensional dengan internet. Identifikasinya terhadap ciri-ciri yang melekat pada surat kabar digital ditulisnya sebagai berikut :

Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa ini adalah berupa situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas teknologi online dan berita didalamnya. Content-nya merupakan perpaduan layanan interaktif yang terkait informasi secara langsung, misalnya tanggapan langsung, pencarian artikel, forum diskusi, dll; dan atau yang tidak berhubungan sama sekali dengannya, misalnya games, chat, kuis, dll (Iswara, 2001).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun