SURABAYA - Karomah KH. Abdul Wahab Turcham pendiri yayasan taman pendidikan dan sosial NU Khadijah dimata sekretaris umum Yayasan Khadijah Surabaya Mohammad Iqbal, sebagai sosok yang tak banyak dikenal masyarakat NU.
Wajar saja, Mohammad Iqbal mengisahkan, pernah suatu ketika dalam perhelatan bathsul matsail, kyai kelahiran kampung peneleh 5 januari 1915 ini lebih memilih bertugas menata bangku peserta sidang, membawakan kitab, dan menyuguhkan hidangan kopi beserta camilan.
Bukan berarti anak tertua dari tiga bersaudara ini tak penting perannya. Justru setiap proses bahtsul masail deadlock. para kyai tak jarang datang untuk berkonsultasi meminta pertimbangan dan jawaban kepada KH. Abdul Wahab Turcham.
"Tapi ketika bahtsul masail gak ketemu jawabannya, maka para kyai datang ke KH. Abdul Wahab Turcham. Ustad Wahab akan bawa kitab dan langsung menyebutkan beserta referensinya, sangat tawadu'nya luar biasa, sama sekali gak mau muncul," katanya pada awak media ditengah Haul KH. Abdul Wahab Turcham ke-23, sabtu lalu (7/4) Jalan A. Yani 2-4 Surabaya
Mohammad iqbal mengakui sosok dan nama besar KH. Abdul Wahab Turcham jarang disebut dalam catatan kaki sejarah. Bukan berarti tak ada, beberapa tertera dalam catatan sejarah 10 november, catatan sejarah NU surabaya dan catatan berdirinya NU di nusantara.
Bukan apa-apa, baginya, memang demikian karakteristik KH. Abdul Wahab Turcham selama hidup. Sengaja tak ingin dikenal, tapi tak pernah berhenti untuk berperan disana-sini.
"Tebuireng ada madrasah nidhomiah itu ada peran beliau juga, tapi sampeyan tidak akan pernah dengar, karena itu yang sehari-hari dilakukan," lanjutnya.
Menurutnya, KH. Abdul Wahab Turcham tak mau bubuhi nama aslinya dalam setiap karya tulis yang diciptakannya. Namun kerap gunakan nama samaran. Ibadlurrahman, sebutannya. Berarti, hanya zat yang maha pengasih.
"gak mau kasih nama KH. Abdul Wahab Turcham, kalau ibadlurrahman itu banyak, bukan nama pena, beliau tidak mau dipublikasi, jaman sekarang namanya nama panggung, kalau jaman itu enggak bukan karena itu," tukasnya.