Mohon tunggu...
Luh Tu Novia
Luh Tu Novia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang gemar membaca dan belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Parenting? Emang Penting?

24 Juni 2022   11:34 Diperbarui: 24 Juni 2022   11:44 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah dengar kata-kata, “Ngapain, sih, belajar parenting? Nggak penting!”, atau kata-kata ini, “Parenting buat apa, sih? Toh, dulu orang tuaku nggak belajar parenting, tapi, aku tetap baik-baik saja.” 

Sebelumnya, ilmu parenting masih tidak begitu populer. Masih banyak orang tua dan calon orang tua yang tidak mengenal apa itu parenting. Mengenal apa itu parenting saja tidak, apalagi mengetahui manfaat ilmu parenting itu sendiri. Sementara itu, ilmu parenting memiliki peran yang sangat penting dalam membesarkan anak.

Parenting, kata yang belakangan ini mulai sering muncul dan dipopulerkan di media sosial. Meski masih lebih populer topik mental health, tetapi setidaknya parenting sudah mulai banyak dilirik oleh orang-orang. 

Ilmu parenting sangat penting untuk membantu orang tua dan anak menjadi keluarga yang harmonis. Dengan mempelajari ilmu parenting sejak sebelum menikah, dapat memberikan pengetahuan bagi calon orang tua tentang bagaimana merawat keluarga terutama anak agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan sesuai dengan harapan.

Mempelajari ilmu parenting tidak hanya tentang bagaimana membesarkan anak dengan cara yang baik dan benar, namun juga tentang bagaimana menumbuhkan mental yang kuat agar kelak siap menjadi orang tua yang baik dan teladan bagi anak-anak. 

Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik, terutama yang tumbuh dengan orang tua yang memiliki bekal ilmu yang cukup mengenai parenting, akan tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, bahagia, dan sehat. Sehat di sini bukan hanya sehat fisik, tapi juga sehat mental. Ya, parenting memiliki hubungan dengan kesehatan mental

Parenting dan kesehatan mental, keduanya saling mempengaruhi karena anak biasanya lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Rumah adalah tempat di mana anak bisa bertemu dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Rumah yang nyaman adalah rumah dengan keluarga yang menerapkan parenting yang sehat, dengan begitu anak akan memiliki mental yang sehat juga. 

Sebaliknya, apabila rumah yang menjadi tempat berpulang sang anak terasa mencekam, mencekam di sini dalam artian orang tua yang menerapkan toxic parenting, maka akan mempengaruhi mental anak menjadi tidak sehat. Ketika mental anak tidak sehat, maka akan lebih mudah menimbulkan rasa takut, depresi, stres, rasa tidak aman, rendahnya kepercayaan diri dan perasaan negatif lainnya yang kemudian akan mempengaruhi tumbuh kembang anak menjadi tidak optimal. 

Tentunya sebagai orang tua akan bahagia jika anak memiliki tumbuh kembang yang optimal dengan mental yang sehat. Oleh karena itu, apabila orang tua ingin anak tumbuh dengan optimal, baik jasmani maupun rohani, maka ada baiknya orang tua mempelajari ilmu parenting sejak sebelum menikah. Sebab, apabila sudah menikah, maka orang tua akan cenderung disibukkan dengan pekerjaan rumah, sehingga tidak ada waktu untuk mempelajari bagaimana penerapan parenting yang baik. 

Ketika menerapkan ilmu parenting, orang tua akan mulai belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar dengan anak, bagaimana cara memperlakukan anak dengan tepat agar kelak menjadi pribadi yang disiplin dan sesuai dengan apa yang orang tua harapkan. 

Menerapkan ilmu parenting yang sehat tidak sesulit yang dibayangkan, misalnya lakukan hal-hal sederhana seperti mendengarkan anak bercerita tentang apapun. Ya, apapun yang ingin mereka ceritakan, tanpa menyela. Dengarkan cerita mereka tanpa menyela dan tanpa menghakimi. Hal itu akan membuat anak merasa didengarkan, dihargai, dan disayangi. Anak akan menumbuhkan rasa percaya kepada orang tua karena anak akan berpikir bahwa orang tua adalah tempat ternyaman dan teraman untuk pulang, untuk berkeluh kesah menceritakan apapun yang telah terjadi dan dirasakannya. Tempat di mana anak bisa berbagi cerita tanpa dicela, tanpa merasa tidak didengarkan dan tidak dihargai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun