Mohon tunggu...
Luh PutuHamidah
Luh PutuHamidah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Undergraduate Student at Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) Presenter;campers;News Reporter ITS TV Able to be your Master of Ceremonies

Selanjutnya

Tutup

Financial

Akibat Kurangnya Alternatif Skema Pembiayaan, Pengembangan Infrastruktur Transportasi Terhambat

7 Juni 2022   08:15 Diperbarui: 7 Juni 2022   08:23 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Investment Authority (INA) ini diharapkan mampu melahirkan instrumen-instrumen pembiayaan yang dapat meningkatkan kapasitas infrastruktur termasuk di bidang transportasi. Nyatanya langkah inovasi ini telah lebih dahulu diterapkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Vietnam. Sovereign wealth fund memiliki tujuan untuk mwnghimpun dana luar negeri yang selanjutnya dikelola untuk proyek-proyek pembangunan di Indonesia. Uniknya penerapan SWF di Indonesia tidak bertujuan untuk mengelola dana pemerintah yang berlebih melainkan mengelola dana asing untuk diinvestasikan di Indonesia dalam berbagai proyek pembangunan maupun usaha percepatan ekonomi lainnya. 

Dari tantangan sistem KPBU yang menyebabkan swasta domestik enggan untuk berinvestasi karena karakterstik pembangunan infrastruktur yang beresiko tinggi dan jangka panjang nyatanya SWF memiliki sistem yang cocok dengan karakteristik tersebut. SWF itu sendiri menggunakan strategi tunggal dengan membeli sebuah asset yang dianggap memberikan nilai jangka panjang yang sesuai, maka SWF dapat berinvestasi pada aset yang berisiko Sifat SWF yang berinvestasi jangka panjang dan mampu menerima penurunan nilai asset dianggap mampu menghadapi siklus ekonomi terutama siklus yang naik turun akibat unexepected pandemic. 

Studi kasus di negara Kuwait yaitu membangun SWF untuk mengelola penjualan hasil minyak yang suatu saat akan berkurang. SWF di negara Kuwait ini digunakan untuk mempertahankan dan menumbuhkan aset minyak tersebut dengan transformasi asset dari periode yang finite menjadi infinite. Selain itu, SWF ini merupakan kendaraan investasi yang dikelola oleh pemerintah. Karakteristik lainnya, bahwa SWF meningkatkan portofolio investasi secara internasional, karena didirikan negara maju mengindikasikan terdapat keterbatasan peluang investasi di negara-negara maju, dan mengejar imbal balik atau resiko yang lebih tinggi di negara-negara berkembang.

Namun SWF yang dianggap mampu menjawab pendanaan yang kurang namun karakteristiknya yang dikelola oleh negara menyebabkan SWF tidak lepas dari campur tangan negara dan memiliki sifat politik yang tinggi. Apabila hubungan politik antar negara yang berinvestasi dengan negara yang diinveastasikan memburuk akan berpengaruh terhadap penarikan investasi dan mempengaruhi ekonomi. Pengaruh politik yang tinggi akan mempengaruhi peforma investasi. SWF yang keluar dari rencana investasi akibat pengaruh politik akan membeliki imbal balik yang lebih rendah dibandingkan jika sesuai rencana investasi.  Selain itu, SWF juga memiliki tekanan untuk transparansi yang rendah. 

Adapun tantangan yang perlu diperhatikan dalam menerapkan SWF ini adalah dari mana SWF tersebut didanai dan dimana SWF akan berinvestasi. Dalam studi kasus di Indonesia indicator riil berupa pendapatan tol yang mengubungkan dua ibu kota provinsi maupun daerah-daerah pusat perekonomian. Pendapatan tol yang besar adalah pendapatan tol di daerah ibu kota dan tol-tol yang sebenarnya telah relatif lama dan sudah jauh melewati titik imbasnya. Hal ini menunjukan proyek yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap investasi yang telah ditanam dan meningkatkan kenaikan penawaran yang mampu diserap berbagai pasar. Dari proyek yang berdampak positif ini juga memberikan efek domino terhadap perekonomian. Namun, terdapat tol yang baru dibangun dan menghubungkan daerah-daerah tidak terjangkau cenderung memberikan harga yang mahal bagi pengguna. Harga tol yang mahal ini selain untuk kompensasi biaya pembangunan yang tinggi juga dikarenakan terbatasnya orang yang menggunakan jalan tol tersebut. Periwstiwa tersebut berdampak pada pengguna lain enggan untuk menggunakan sehingga traffic tol semakin sepi.  Hal yang terjadi pada akhirnya terdapat kota-kota hantu/sepi dan jalan-jalan tol yang kosong. Fenomena ini disebut sebagai batasan pertumbuhan, karena pada akhirnya suatu kenaikan penawaran hanya akan bisa diserap oleh pasar hingga suatu titik tertentu. Berkaca dari tol Trans-Sumatera maka hal ini akan menjadi perhatian karena investor juga perlu untuk mengembangkan asset investasinya guna memperoleh keungungan. Proyek-proyek infrastruktur transportasi perlu dikaji studi kelayakan dan transparansi terhadap pihak investor. Adapun yang tidak boleh terlewat adalah proyek ini perlu diiringi dengan pertumbuhan bangkitan dari pusat pusat ekonomi daerah melalui penyediaan fasilitas pariwisata, industry, perdagangan dan jasa, real estate, dll. Walaupun sistem SWF mampu menghadapi siklus ekonomi namun perlu adanya investasi yang berkelanjutan sehingga SWF berjalan efektif dan memiliki timbal balik yang sesuai bagi kedua belah pihak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun