Mohon tunggu...
Lugie IsmaGuritno
Lugie IsmaGuritno Mohon Tunggu... Lainnya - Belum Bekerja

Saya mempunyai hobi menulis dan beladiri mma

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aturan Vs Remaja, Pentingnya Diskusi antara Orangtua dan Remaja

7 Desember 2022   00:50 Diperbarui: 7 Desember 2022   00:56 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa saya nggak boleh? Apa dasarnya?"

Pertanyaan di atas tentu kerap kita temui saat berhadapan dengan para remaja. Terkadang mereka juga menganggap bahwa aturan atau kekangan adalah suatu perintah yang harus dilanggar.

"Oh tidak apa-apa, remaja saya menginap ke rumah temannya." Ada juga orang tua yang mengatakan "Saya nggak mau anak saya nginep di rumah temannya"

Setiap keluarga pasti punya aturan, punya values-nya masing-masing. Sebagian ada keluarga yang memberikan kelonggaran pada anaknya yang mulai menginjak masa remaja dan Sebagian keluarga ada yang memberikan kekangan. Tidak ada aturan yang baku bahwa si remaja tersebut boleh atau tidak, karena itu balik lagi ke value dari keluarga itu sendiri.

Untuk mengatasi perdebatan yang berkelanjutan antara orang tua dan remaja, maka sangat perlu adanya diskusi. Pada setiap aturan yang diberi oleh orang tua, pasti remaja akan berusaha untuk mempertanyakannya. Misalnya "Kenapa saya tidak boleh?"

Jadi yang terpenting bukan soal boleh atau tidak, tapi diskusinya. Remaja harus diberikan pengertian mengapa sebuah aturan diberlakukan padanya. Bukan hanya menerima dengan kondisi si remaja tidak tahu atau tidak nyaman, tetapi dengan diskusi dia bisa mengerti kenapa orang tua saya memberikan larangan ini.

Pada intinya adalah biarkan anak mengerti apa alasan orang tua memberikan suatu aturan tertentu. Karena jika orang tua hanya memberi aturan tanpa memberi alasan, biasanya akan sering terjadi konflik. Justru konflik itu terjadi ketika remaja tidak merasa bahwa dia dimengerti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun