Mohon tunggu...
Lugas Wicaksono
Lugas Wicaksono Mohon Tunggu... Swasta -

Remah-remah roti

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tentang Ibu-ibu yang Bugar Setelah Dilatih Tinju Eks Kiper Deltras

4 November 2017   20:44 Diperbarui: 28 November 2017   21:29 2871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu dilatih tinju Yanuar Tri Firmanda di NZR Boxing Muaythai Stadion Kanjuruhan Kepanjen.

Peluh mengucur dari tubuh Ani (40) ketika melakukan gerakan demi gerakan workout boxing muaythai di satu sudut Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur, Sabtu (4/11/2017). Ia bersama anaknya, Ines (17) dan beberapa wanita lain sore itu sudah akan mengakhiri olahraga yang berdurasi dua jam itu.

Menjelang senja satu persatu wanita yang didominasi ibu-ibu berdatangan dan jumlahnya semakin banyak. Mereka juga akan mulai olahraga tinju yang berpadu dengan seni beladiri dari Thailand ini, bergantian dengan kelompoknya Ani. Kekinian olahraga jenis ini banyak digemari ibu-ibu di Malang karena dianggap bermanfaat untuk kebugaran. Mereka yang ikut berasal dari berbagai latar belakang profesi mulai dari yang bekerja di kantor perusahaan swasta, wiraswasta, pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga atau PNS.

Ani bahkan mengajak serta keluarganya, termasuk suaminya, Wawan (45) mengikuti olahraga yang dinilai cepat untuk menurunkan berat badan di usianya yang sudah semakin menua. Dibandingkan olahraga lain yang pernah diikutinya, olahraga ini dinilainya lebih efektif. Ia sebelumnya pernah ikut gym tetapi itu menurutnya tidak cukup membantu mewujudkan impiannya yang ingin memiliki berat badan ideal.

"Saya sudah ikut sekitar dua bulan ini karena sudah over weight cari-cari olahraga yang tepat, ada teman yang ikut boxing ini saya coba ikut. Anak saya juga ikut beratnya sudah 78 kilogram mendekati obesitas akhirnya disarankan untuk olahraga malas sekali gak disiplin saya ajak ikut boxing Alhamdulillah turun tujuh kilogram satu bulan. Kalau saya dari 67 sekarang 65, turun dua kilogram satu bulan, itupun gak rutin," tutur Ani.

"Kalau ini pembakarannya sampai 900 kalori jadi lebih cepat dan lebih banyak. Kalau gym itu rata-rata cuka 300-400, kalau zumba maksimal 800. Dulu pernah ikut gym tapi kalau gak rutin malah tambah melar dan melarnya itu lebih besar," tambahnya.

Demi mendapatkan tubuh yang ideal dirinya memang harus berlatih keras. Tidak jarang dia merasakan pegal atau mengalami cedera ringan ketika salah tumpuan saat melakukan pijakan kaki. Namun itu tidak menjadi masalah baginya karena manfaat setelah berolahraga jauh lebih besar.

"Berat banget, kelihatannya pukulannya mudah tapi yang dikeluarkan itu benar-benar sekuat tenaga. Awalnya saya tidak bisa sama sekali gerak tapi lama-lama jadi terbiasa," ucapnya.

Sementara itu, dengan berolahraga juga dapat menunjang aktivitas Ani sebagai ibu rumahtangga sekaligus wiraswasta di bidang percetakan yang menuntut mobilitas tinggi. Setiap satu pekan sekali wanita asal Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Malang ini harus ke Surabaya mengendarai mobil untuk keperluan bisnisnya. Sebelum rutin berolahraga dia merasa mudah lelah, pegal, letih dan lesu ketika beraktivitas, tetapi kini fisiknya jauh lebih bugar dan bebas pegal.

"Sekarang setelah berolahraga seperti jauh lebih ringan, tidak mudah lelah. Pola makan juga diatur. Kelihatannya usianya lebih muda, sebelum olahraga saya seperti kelihatan orang yang sudah berusia 60 tahun. Biasanya saya kalau berangkat ke Surabaya rasanya ngantuk, lelah sekarang sudah lebih bugar," ungkapnya.

Bagi dia olahraga sangat diperlukan oleh seseorang yang telah berusia di atas 35 tahun. Itu karena di usia yang sudah beranjak senja perlahan sel tubuh juga ikut menua. Dengan berolahraga setidaknya sel tubuh akan lebih mula. Karena tak heran kalau ibu-ibu kini menggemari olahraga jenis ini.

"Di atas 35 memang sudah harus olahraga kalau gak gitu sel tubuh kita akan cepat menua. Ibu-ibu sekarang di Malang banyak yang ikut karena cepat menurunkan berat badan. Yang obsesinya tubuhnya cepat turun senang ikut boxing ini," ujarnya.

Ibu-ibu dilatih tinju Yanuar Tri Firmanda di NZR Boxing Muaythai Stadion Kanjuruhan Kepanjen.
Ibu-ibu dilatih tinju Yanuar Tri Firmanda di NZR Boxing Muaythai Stadion Kanjuruhan Kepanjen.
Ketika berolahraga tinju beladiri ini, ibu-ibu dibimbing seorang pelatih bernama Yanuar Tri Firmanda. Nama ini tidak asing bagi penggemar sepakbola Indonesia. Musim kompetisi 2010-2011 Indonesia Super League (ISL) dia pernah memperkuat Deltras Sidoarjo sebagai penjaga gawang. Kala itu dia bermain apik sepanjang musim sebagai kiper utama hingga banyak dipuji suporter Deltras, Deltamania. Musim berikutnya dia berlabuh di Persiba Balikpapan. Terakhir dia tercatat sebagai kiper Persatu Tuban yang berkompetisi di Liga 2.

Pria asal Dampit, Malang ini sebenarnya sudah lama akrab di dunia tinju. Bahkan dulu dia pernah nyaris menjadi petinju profesional setelah karirnya di sepakbola dianggapnya tidak begitu bersinar. Namun impiannya menjadi petinju kandas setelah mengalami cedera retak tangan ketika berlatih di sasana Javanoa Sengkaling Malang. Ia pun kembali berkarir di sepakbola sebagai kiper yang puncak karirnya dirasakannya ketika bermain untuk Deltras Sidoarjo dan Persiba Balikpapan.

Kini selain sebagai pesepakbola, dia mengelola NZR Boxing Muaythai yang dirintisnya sejak setahun lalu. Ia memulai melatih orang-orang boxing muaythai dari rumah ke rumah. Sejak tiga bulan belakangan peminat olahraga ini terus bertambah dan dia memusatkan latihan di Stadion Kanjuruhan. Hampir keseluruhan peminatnya ibu-ibu untuk kebugaran meskipun dia juga membuka latihan untuk atlit. Sampai kini ibu-ibu yang bergabung menjadi anggota lebih dari 40 orang. Itu belum termasuk yang dilatihnya privat di rumah-rumah.

Banyaknya ibu-ibu yang meminati olahraga ini karena proses penurunan berat badan dianggap lebih cepat dibandingkan jenis olahraga kebugaran lain. Menurutnya itu karena ketika berolahraga ini seluruh anggota tubuh bergerak. Misalnya ketika gerakan memukul akan melatih otot lengan dan ketika menendang akan melatih otot paha.

"Saya sebenarnya ingin cetak atlit saja tapi rata-rata yang datang ibu-ibu untuk kebugaran. Karena boxing muaytai untuk program apapun bisa untuk naik berat badan turun berat badan itu cepat, pembakaran sekaligus pembentukan otot beda dengan aerobik yang hanya pembakaran kalori saja. Seperti gym paha harus paha saja, lengan lengan saja. Kalau ini keseluruhan," jelasnya.

Perubahan yang dirasakan olahraga ini menurutnya lebih cepat dirasakan. Kalau konsisten, ibu-ibu yang ikut berat badannya bisa turun tiga kilogram dalam sepekan. Selain ibu-ibu, sejumlah pesepakbola profesional juga meminatinya untuk menjaga kebugaran seperti di antaranya pemain Arema FC seperti Kurnia Mega dan Alfarizi.

"Dua jam kalau sudah kuat stamina sudah istimewa karena bisa membakar 400 kalori lebih. Ada yang seminggu sudah turun tiga kilogram, 10 hari lima kilogram bergantung konsistensinya member yang ikut. Dan yang utama pola makan harus diatur, makanannya harus benar-benar bebas minyak. Kelebihannya pada dasarnya semua anggota tubuh gerak," pungkasnya. (Lugas Wicaksono)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun