Mohon tunggu...
Lugas Wicaksono
Lugas Wicaksono Mohon Tunggu... Swasta -

Remah-remah roti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gunung Agung Awas, Bagi Masyarakat Bali Gotong-royong Adalah Kunci

23 September 2017   21:52 Diperbarui: 24 September 2017   14:00 3476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang bocah membawa barang dari pikap ke lokasi pengungsian Gunung Agung di Bali. FOTO: CNN Indonesia.

Pusat vulkanologi dan mitigasi bencana Geologis (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas). Naiknya status ditetapkan pada Jumat (22/9/2017) malam pukul 20.30 Wita. Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Agung telah mulai mengungsi sejak Rabu (20/9/2017). Dilansir dari Tribun Bali, ada 49.485 orang penduduk yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana 3 (KRB 3) dari enam kecamatan di Karangasem. Kini jumlah pengungsi mencapai 15.124 jiwa yang tersebar di 126 titik pengungsian di seluruh  kabupaten dan kota di Bali. Jumlah ini akan terus bertambah setiap waktu.

Mereka terpaksa meninggalkan sebagian barang-barangnya, menjual murah ternak yang dimilikinya dan tidak lagi bisa bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kalau pos-pos pengungsian memerlukan makanan, air bersih, sanitasi, selimut dan obat-obatan. Pengungsi juga butuh bantuan layanan kesehatan, penerangan, pendidikan darurat dan trauma healing. Tim tanggap darurat juga membutuhkan bantuan sukarelawan di pos-pos pengungsian.

Mereka memang tidak pernah berteriak untuk memohon bantuan. Namun dengan kondisi seperti itu masyarakat Bali yang tidak terdampak sudah tahu kalau mereka sangat membutuhkan bantuan. Mereka dengan spontan dilandasi rasa peduli bergotong-royong membantu warga yang terdampak. Petang hari sampai menjelang pagi sesaat setelah peningkatan status gunung menjadi awas dan dikeluarkannya himbauan mengungsi, suasana jalan-jalan di Karangasem berubah riuh. Warga yang tinggal di radius 12 kilometer dari Gunung Agung mulai mengungsi sembari membawa barang-barangnya. Gelombang pengungsian terus terjadi sampai keesokan harinya.

Truk-truk yang disediakan petugas untuk mengevakuasi pengungsi tidak cukup. Namun itu tidak begitu menjadi soal karena warga-warga yang memiliki truk dengan sukarela menyediakan truknya untuk membantu evakuasi pengungsi. Petang itu pula tidak sedikit warga yang bingung harus mengungsi kemana. Kebingungan itu tidak berlangsung lama karena warga yang tidak terdampak membantu menunjukkan jalan ke tempat pengungsian, warga di kampung-kampung juga bergotong-royong membangun tenda pengungsian secara swadaya. Ada pula yang bersedia menampung pengungsi di rumahnya meskipun sebelumnya mereka tidak saling kenal.

Bahkan banyak pula warga yang bersedia merawat sementara hewan ternak para pengungsi. Mereka tidak ingin pengungsi yang sudah menderita semakin terpuruk karena hewan ternak seperti sapi-sapi yang sudah dirawat bertahun-tahun sebagai sumber penghidupan keluarga dijual murah kepada oknum tengkulak yang sengaja memanfaatkan situasi genting untuk mengambil keuntungan.

Yayasan sosial, organisasi sampai komunitas di Bali mulai membuka donasi dan pendaftaran relawan untuk membantu pengungsi. Mereka melakukannya dengan berbagai cara masing-masing seperti para musisi-musisi Bali yang menggelar konser amal untuk mengumpulkan donasi. Masyarakat antusias berdonasi dengan menyisihkan uang atau harta bendanya yang bermanfaat bagi pengungsi. Tidak sedikit pula yang antusias mendaftar sebagai relawan. Kalaupun tidak bisa berdonasi atau menjadi relawan mereka berdoa secara khusyuk memohon keselamatan manusia kepada Tuhan.

Gotong-royong itu juga dilakukan menggunakan sarana media sosial. Baik masyarakat yang membutuhkan bantuan maupun yang berniat memberikan bantuan saling berinteraksi di media sosial. Informasi-informasi itu kemudian dibagikan oleh masyarakat pengguna media sosial sehingga cepat tersebar luas dan segera tersampaikan. Misal saja seperti ini;

#prayforkarangasem - Cinta musik bali peduli gunung agung karangasem - total donasi yang terkumpul sudah mencapai 63jt. Lan Semoga sodara Kita yang di karangasem state rahayu.

Semeton karangasem yg butuh tempat sementara untuk pengungsian, saya ada tempat di pasar galiran klungkung,,, kira kira bisa isi 50-75 orang untuk mengungsi sementara... bisa hubungi astika 081 7474 5758- airbersih dan listrik aman... mohon dibagikan untuk rasa peduli kita terhadap semeton krama bali...

Semeton yang memiliki ternak sapi wilayah bencana gunung agung kami menyediakan tempat penampungan ternak diwilayah besang kawan klungkung hubungi Pak  Nyoman Suardika klian banjar lebah besang kawan Hp 0813-3762-6263 Dinor hp. 0819 38272439 , pak  Mertha 0812-3680-263  dan wayan sukandia hp 08123637992. Gratis  jangan dijual dengan harga murah dan sudah ada beberapa ternak yg dititip disana. Yang nitip sapi kami sediakan tempat ngungsi sebelah tempat penitipan ternaknya, untuk sama sama mencarikan makanan. Kami juga meyediakan pengungsian kapasitas 30 orang mudah mudahan bisa membantu semeton yg kena musibah

42.126.000 bli di 1 titik di mcd kfc kebo iwa dengan melibatkan 50 pemuda se desa padangsambian dan #KarangTaruna 🙏 #KuatKarenaBersatu# PeduliGunungAgung #SemakinBanyakSemakinBaik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun