Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Dukungan Teknologi Perkeretaapian untuk Mewujudkan Net-Zero Emissions

16 Oktober 2021   12:15 Diperbarui: 16 Oktober 2021   12:19 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Electric Multiple Unit di Osaka, Jepang. (Sumber: Pexels/Jerry Wang)

Sudah sejak lama kereta api dianggap sebagai salah satu moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan. Bahkan, ke depannya dengan bantuan teknologi, kereta api digadang-gadang mampu mendukung upaya berbagai negara untuk mencapai Net-Zero Emissions.

Efisiensi kereta api bisa dilihat dari seberapa banyak angkutan baik barang maupun penumpang yang dapat diangkut sekaligus serta berapa lama waktu tempuh yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Hal ini secara tidak langsung juga menjadi pendukung bahwa kereta api lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang relatif rendah dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Butuh lebih sedikit rangkaian kereta api dibandingkan kendaraan pribadi untuk membawa banyak orang sekaligus yang artinya, emisi yang dihasilkan kereta api jauh lebih rendah.

Meskipun sudah memiliki stigma positif jika ditinjau dari sisi eco-friendly-nya, nyatanya kereta api terus berbenah dalam hal teknologinya. Banyak negara sudah mulai berlomba-lomba mengembangkan kereta api yang lebih ramah lingkungan maupun memanfaatkan bahan bakar terbarukan.

Di Jepang misalnya, berbagai perusahaan kereta api kini telah berlomba-lomba untuk melakukan research and development (RnD) mengenai kereta dengan teknologi hybrid. Teknologi ini menggabungkan 2 sumber energi sekaligus untuk menjalankan kereta api.

Secara umum, teknologi hybrid yang diterapkan di Jepang adalah menggunakan sumber energi listrik dengan baterai. Jika sewaktu-waktu aliran listrik tidak ada karena terjadi pemadaman atau karena tidak adanya sumber listrik yang tersedia di jalur yang dilalui, kereta tersebut masih memiliki cadangan energi lainnya yang tersimpan dalam baterai.

Dua bulan yang lalu, Jepang juga kembali memperkenalkan kereta api yang menggunakan teknologi hybrid hasil penggabungan energi diesel dengan listrik. Armada kereta api milik JR Central, HC85 series, selain menggunakan teknologi hybrid, juga menggunakan teknologi lainnya yang memungkinkan gas buang dari mesin diesel kereta memiliki emisi yang lebih rendah dibandingkan pendahulunya, 85 series.

Selain Jepang, Prancis juga tidak ingin ketinggalan dalam menghadirkan kereta api yang ramah lingkungan. Produsen sarana kereta api Prancis Alstom menciptakan kereta api dengan bahan bakar hidrogen. Kereta hidrogen ini diklaim ramah lingkungan karena hasil pembakarannya hanya berupa uap dan air.

Jepang saat ini masih melakukan proses uji coba kereta berbahan bakar hidrogen. Belum masuk tahapan komersialisasi seperti yang sudah dilakukan oleh Prancis.

Kereta hidrogen buatan Alstom diketahui sudah mulai beroperasi di Bremervorde, Jerman. Kereta Api Indonesia (KAI) juga diketahui tengah menjalin kerjasama dengan Jerman untuk RnD kereta berbahan bakar hidrogen ini. Bisa jadi, Indonesia nantinya juga akan mengadopsi teknologi ini.

Sementara itu, di Indonesia sendiri yang sebagian besar kereta apinya masih memanfaatkan tenaga diesel juga mengupayakan untuk menurunkan tingkat emisi gas buangnya. Salah satunya adalah dengan menggunakan bahan bakar biodiesel yang berasal dari olahan minyak kelapa sawit. Bahan bakar ini diklaim memiliki emisi gas buang yang lebih rendah dibandingkan dengan yang masih murni menggunakan solar hasil olahan minyak bumi.

Pemanfaatan biodiesel yang sudah diterapkan saat ini memiliki kadar 30% atau biasa disebut B30. Biodiesel ini sudah digunakan oleh seluruh lokomotif diesel dan kereta bertenaga diesel yang dioperasikan oleh KAI. Rencananya, kadar biodiesel ini tidak hanya berhenti sampai 30% saja, namun akan ditingkatkan hingga 100% (B100).

Sebagai warga negara Indonesia, tentunya kita juga harus mendukung terciptanya Net-Zero Emissions pada moda transportasi kereta api yang kita miliki. Di mulai dari hal kecil yaitu seperti memanfaatkan kereta api untuk bepergian maupun beraktivitas, ke kantor misalnya.

Kita juga bisa membantu mengembangkan teknologi perkeretaapian yang lebih ramah lingkungan dengan ikut mempelajari, meneliti, dan menciptakan teknologi baru. Atau, bisa juga seperti memberikan ide, masukan, dan informasi melalui tulisan, seperti halnya yang sedang saya lakukan saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun