Kunjungan kenegaraan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada 11-12 Februari 2025 menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara.Â
Momen hangat penyambutan oleh Presiden Prabowo Subianto di Lanud Halim Perdanakusuma, yang diwarnai sapaan "Assalamualaikum, how are you?" dari Erdogan, mencerminkan kedekatan personal dan diplomatik antara dua pemimpin negara muslim terbesar di kawasan masing-masing.
Indonesia dan Turki memiliki banyak kesamaan yang menjadi modal kuat untuk kerjasama yang lebih intensif. Kedua negara merupakan kekuatan ekonomi regional dengan populasi muslim terbesar di kawasannya.Â
Keduanya juga memiliki posisi strategis sebagai jembatan antar benua - Indonesia menghubungkan Asia-Pasifik dengan Samudera Hindia. Sementara itu, Turki menjadi penghubung Asia dengan Eropa.
Yang paling menarik adalah bahwa kedua negara termasuk kekuatan tengah (middle power) yang memiliki sikap independen terhadap berbagai kekuatan besar. Bahkan sikap independen itu berbeda dengan kekuatan tengah lain, seperti Jepang dan Australia yang lebih dekat ke AS.
Momentum kerjasamaÂ
Sepanjang satu dekade terakhir, hubungan ekonomi kedua negara telah menunjukkan tren positif. Volume perdagangan bilateral mencapai angka signifikan, meski masih jauh dari potensi sebenarnya. Sektor-sektor seperti pertahanan, infrastruktur, dan industri halal menjadi area kerjasama yang menjanjikan.Â
Turki, dengan kemajuan industri pertahanannya, dapat menjadi mitra strategis bagi modernisasi alutsista Indonesia. Sementara itu, Indonesia, menawarkan peluang besar bagi produk-produk halal Turki melalui pasar konsumen Muslim terbesar di dunia.
Di bidang geopolitik, kedua negara berbagi kepentingan dalam memperkuat posisi dunia Islam moderat. Sebagai anggota aktif Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Indonesia dan Turki dapat berkolaborasi dalam isu-isu global seperti Palestina, Islamofobia, dan pembangunan ekonomi negara-negara muslim.Â
Posisi moderat kedua negara juga memungkinkan mereka menjadi mediator dalam konflik-konflik regional. Kepemimpinan Prabowo membuka peluang penguatan kerjasama pertahanan dan industri strategis.Â