Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

DeepSeek China Menantang Monopoli Kecerdasan Buatan AS

5 Februari 2025   23:55 Diperbarui: 6 Februari 2025   18:55 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi DeepSeek, startup artificial intelligence (AI) asal Tiongkok ini berhasil mencuri perhatian dengan model AI terbarunya, DeepSeek R1. Model AI yang disebut-sebut mampu menyaingi ChatGPT. (KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto)

Ketika menyatakan bahwa "Artificial intelligence is not American intelligence," Dr. Victor Gao tidak hanya berbicara tentang teknologi, tetapi juga tentang politik, ekonomi, dan dominasi global dalam inovasi.

Kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) telah menjadi medan pertempuran baru antara Amerika Serikat (AS) dan China. DeepSeek AI tanda disangka telah menjadi simbol perlawanan China terhadap dominasi AS dalam teknologi AI. 

Pernyataan Gao menyoroti isu besar dalam dunia teknologi terkini, yaitu: haruskah AS memonopoli perkembangan AI, atau AI harus menjadi sumber daya global yang bisa dimanfaatkan oleh semua negara?

Bagaimana pun juga, AI bukan lagi hanya sekadar inovasi ilmiah, tetapi telah bertransformasi menjadi alat strategis yang berpengaruh pada dinamika kekuatan global. AS, melalui perusahaan-perusahaan seperti OpenAI, Google, dan Meta, telah memimpin pengembangan AI. 

Namun, China dengan DeepSeek AI juga ingin membuktikan bahwa kecerdasan buatan tidak bisa dan tidak boleh menjadi monopoli satu negara saja. Lalu, bagaimana dunia harus menyikapi persaingan ini?

Keunggulan atau Monopoli?

Sejak awal perkembangannya, AI telah dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan teknologi raksasa di AS. OpenAI, yang mengembangkan ChatGPT, adalah contoh bagaimana inovasi AI sebagian besar berasal dari ekosistem Silicon Valley yang kaya akan modal, talenta, dan infrastruktur teknologi. 

AS juga memiliki akses terhadap sumber daya komputasi yang luar biasa, termasuk juga superkomputer canggih dan pasokan chip AI dari perusahaan seperti NVIDIA dan AMD.

Gara-gara DeepSeek AI, AS menuduh keras Singapura memberikan akses kepada pengembang AI China itu ke chip NVIDIA. 

Namun, dominasi ini juga menuai kritik. Dengan mengendalikan teknologi AI, AS memiliki kekuatan besar dalam menentukan arah perkembangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun