Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Tantangan ASEAN di 2022: Kedutaan Besar Kamboja di Myanmar Kena Bom?

5 Januari 2022   20:19 Diperbarui: 6 Januari 2022   15:35 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjuk rasa anti-kudeta menunjukkan tanda pembangkangan dengan tiga jari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, pada Jumat (23 April 2021).| Sumber: AP via Kompas.com

Tantangan Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) di 2022 ini semakin berat. Alih-alih menemukan solusi bagi penyelesaian krisis politik yang berkepanjangan, masyarakat Myanmar dikejutkan dengan pemboman di dekat Kedutaan Besar (Kedubes) Kamboja pada 31 Desember 2021. 

Pemboman diduga dilakukan oleh kelompok di dalam National Unity Government (NUG) sebagai protes atas sikap Kamboja terhadap pemerintahan militer Myanmar.

NUG menganggap Kamboja mendukung rezim militer Myanmar yang mengkudeta pemerintahan demokratis 11 bulan yang lalu. Seperti diketahui, Jumat lusa (7 Januari 2022) Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Sen akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan pimpinan junta militer, Jenderal Min Aung Hlaing. 

Kamboja sebagai Ketua ASEAN 2022

Bagi ASEAN, kunjungan PM Hun Sen malah menambah rumit situasi domestik di Myanmar. Apalagi pemboman itu bisa dimaknai sebagai tindakan ketidaksetujuan NUG terhadap kebijakan Kamboja. 

Kejadian itu merupakan peringatan dari NUG terhadap negara lain agar tidak melakukan tindakan serupa. Akibatnya bagi ASEAN adalah bahwa organisasi regional itu seolah-olah menjadi bagian dari masalah. 

Rencana kunjungan PM Hun Sen memang beralasan. Di satu sisi, Kamboja merupakan Ketua ASEAN pada 2022 ini. Kunjungan itu bisa dianggap bukan sebagai dukungan Kamboja kepada junta militer Myanmar. 

Bagi Kamboja, kunjungan itu adalah pertama kalinya bagi pejabat tinggi di tingkat ASEAN ke Myanmar setelah junta militer menolak kunjungan perwakilan resmi ASEAN sebelumnya pada 2021 lalu. 

Kamboja berpandangan bahwa kunjungan PM Hun Sen dimaksudkan untuk menegosiasikan kehadiran Jenderal Hlaing pada pertemuan-pertemuan tingkat tinggi ASEAN.

Namun di sisi lain, pemboman di dekat Kedubes Kamboja tidak bisa diartikan memberikan konsekuensi pada Kamboja saja. PM Hun Sen seharusnya cukup peka dengan situasi domestik Myanmar. Pemboman itu seharusnya menjadi pertimbangan bagi pembatalan kunjungan PM Hun Sen. Apalagi PM Hun Sen bertindak sebagai Ketua ASEAN 2022. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun