Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mungkinkah Tetap Mengajar dari Rumah Meski WFO Kembali Diterapkan?

10 November 2021   21:13 Diperbarui: 16 November 2021   09:06 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penerapan kuliah tatap muka (Sumber: Thinkstock)

Ide kawan itu sangat menarik. Kenyataan itu dapat dikatakan mendorong munculnya bentuk alternatif WFO, khususnya bentuk lain dari hybrid learning. 

Selama ini hybrid learning lebih banyak mengacu pada kegiatan belajar-mengajar yang memungkinkan anak didik atau mahasiswa bisa berada di lokasi berbeda, misalnya sebagian di rumah dan sebagian di sekolah atau kampus pada waktu yang sama. Dengan model itu, pendidik (guru atau dosen) harus berada di kelas. 

Perbedaan model alternatif dengan model selama ini ada pada lokasi pendidik dalam menjalankan aktifitasnya. Model alternatif ini memberikan keleluasaan pada pendidik untuk mengajar di mana pun, yaitu bisa di sekolah/kampus atau di rumah. Jadi, lokasi pendidik sama dengan lokasi anak didik atau mahasiswa. 

Praktek model alternatif itu sebenarnya sudah berlangsung sejak tingkat PPKM di angka 1 atau 2. Banyak webinar diselenggarakan secara hybrid. 

Peserta berada di kampus atau hotel dan sebagian peserta lainnya berada di rumah atau tempat lain. Sementara itu, pemberi materi atau narasumber tidak datang ke hotel, namun tetap berada di lokasi asalnya.

Faktor pendorong

Model alternatif ini tentu saja dapat menimbulkan pro dan kontra. Segala sesuatu memang memiliki pendukung dan pengkritik atau penolaknya. 

Jangankan untuk sesuatu yang baru, yang lama saja masih menimbulkan pro dan kontra. Kenyataan itu akan selalu ada dan tidak dapat dihindari.

Namun demikian, kemungkinan mengenai kecilnya risiko bisa menjadi pertimbangan model alternatif mengenai keleluasaan pendidik mengajar bisa dijalankan.

Jika model alternatif itu dipraktekkan di tingkat pendidikan dasar dan menengah, maka risiko akan lebih besar. 

Peserta didik di kedua tingkat pendidikan itu dipandang belum mandiri dan dewasa. Mereka belum memiliki kemampuan bertanggung jawab yang cukup dalam mengambil keputusan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun