Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

AUKUS: Strategi "Balancing" Australia terhadap China dan Akibatnya pada Indonesia

29 September 2021   19:22 Diperbarui: 29 September 2021   19:50 2344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AUKUS. Sumber: RFA.org

Entah pihak mana yang membatalkan, PM Morrison tidak jadi berkunjung ke Jakarta. Namun PM Australia itu memerlukan untuk berbicara langsung dengan Presiden Jokowi melalui sambungan telepon. 

Tidak terlalu jelas bagaimana pembicaraan kedua pemimpin negara lewat telepon itu dapat mengubah atau tidak sikap atau posisi masing-masing negara terhadap AUKUS.

Kabar yang beredar adalah bahwa Australia tetap berjanji untuk berkomitmen pada NPT, walau hingga kini belum menandatanganinya. Janji Canberra secara kongkrit diwujudkan pada upaya untuk tidak mengembangkan tenaga nuklir itu untuk mempersenjatai kapal selamnya. 

Pernyataan itu diulang juga oleh para petinggi Australia, termasuk Duta Besar (Dubes) Australia untuk Association of South East Asian Nations (ASEAN), Will Nankervis. 

Dalam klarifikasinya, Nankervis menjelaskan bahwa kapal selam nuklirnya tidak membawa senjata nuklir. Sebagai partner terlama di ASEAN, Australia tetap menghormati sentralitas ASEAN di Indo-Pasifik walau Australia bergabung dengan AUKUS. 

Yang menarik adalah negeri Kangguru itu adalah penandatangan South Pacific Nuclear Free Zone Treaty atau Kesepakatan Rarotonga, sehingga Australia diharapkan dapat memahami suara kritis dari negara-negara Asia Tenggara yang menandatangani Southeast Asia Nuclear-Weapons-Free Zone Treaty (SEANWFZ).

Strategi offensive balancing memang menguntungkan Australia dalam mengimbangi kekuatan regional China. 

Namun demikian, kenyataan bahwa Australia menyepakati AUKUS menunjukkan secara jelas bahwa Australia telah melanggar komitmennya terhadap berbagai kesepakatan NPT itu dan menjadi ancaman keamanan bagi negara-negara di sekitarnya.

Sumber: 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun