Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Piala Sudirman dalam Diplomasi Olahraga Indonesia dan Dunia di Masa Pandemi

28 September 2021   17:15 Diperbarui: 1 Oktober 2021   02:46 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trofi Piala Sudirman yang diperebutkan pada kejuaraan beregu campuran antar negara, Piala Sudirman 2017, di Gold Coast, Australia, 21-28 Mei.(sumber: DJARUM BADMINTON via kompas.com)

Sebagai alat perdamaian, para pemimpin dunia telah menggunakan olah raga sebagai bagian dari diplomasi mereka. Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, mengakui menggunakan Piala Dunia Rugbi pada 1995. Tujuan Mandela adalah untuk menyatukan warga kulit hitam dan kulit putih. 

Contoh paling fenomenal adalah upaya perdamaian antara Presiden AS Richard Nixon dan pemimpin China Mao Zedong. Kedua pemimpin dunia itu memanfaatkan olahraga pingpong untuk mengurangi ketegangan hubungan kedua negara. 

Selain membangun nasionalisme dan perdamaian, pertandingan olah raga internasional diyakini dapat memberikan pengaruh positif bagi hubungan dua negara yang sedang berkonflik. 

Pengaruh positif itu dalam bentuk meredakan atau mengurangi tensi konflik dan, tentu saja, berakhir dengan perdamaian. Perdamaian di antara 2 negara bersaudara, seperti Jerman (Barat dan Timur), Korea (Selatan dan Utara) juga berlangsung demi partisipasi bersama mereka di Olimpiade.

Pengaruh positif berbagai kegiatan olahraga internasional dalam menumbuhkan nasionalisme dan perdamaian ini mendorong munculnya kelompok-kelompok optimis. 

Mereka juga meyakini peran dan pengaruh olahraga dan olahragawan dalam membuka pemikiran sebagian orang yang sebelumnya berpikiran terbatas dalam melihat olahraga. 

Olahraga membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi peristiwa yang mengagetkan semua orang di dunia ini. Siapa meyangka bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dikabarkan bersahabat dengan pebasket Amerika Serikat, Dennis Rodman. Persahabatan itu membuat Rodman menganggap dirinya sebagai orang Amerika yang paling tahu Korea Utara ketimbang para politisi AS.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dan mantan bintang NBA Dennis Rodman(RODONG SINMUN/EPA) 
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dan mantan bintang NBA Dennis Rodman(RODONG SINMUN/EPA) 

Seperti Rodman, maka para pemain olahraga itu yang menjadi pelaku atau aktor utama diplomasi. Peraih medali emas Susi Susanti, Alan Budi Kusuma, Greysia Polii, Apriyani Rahayu, dan para pemain bulutangkis parasport seperti Leani Ratri Oktila, Hary Susanto, dan Khalimatus Sadiyah adalah para diplomat olahraga. 

Para pemain dari berbagai cabang olahraga lain juga merupakan aktor utama yang berada di garis terdepan dalam diplomasi olahraga bagi Indonesia. 

Mereka tentu saja tidak sendirian. Perjuangan para aktor diplomasi olah raga itu difasilitasi dan dikoordinasi bersama oleh kerjasama antara Kementerian Olahraga dan Pemuda dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Tokyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun